JEPARA | GISTARA.COM – Salah satu komoditas pangan di Jepara, cabai, pedagang pasar mematok dengan harga fantastis. Satu Kilogram saja, cabai rawit merah harganya mencapai Rp 70 ribu.
Akibatnya, sejumlah pedagang nasi kembang kempis. Pasalnya, komoditas pangan di Jepara tersebut merupakan hal pokok dalam memasak, entah sebagai bumbu ataupun sambal.
Salah satu pedagang yang mengeluhkan terkait harga cabai, yaitu Vanessa. Penjual nasi di sekitar Pasar Ratu ini mengaku terpaksa membeli cabai rawit merah, karena untuk cita rasa.
Pihaknya menginginkan tarif nasi di warung makannya naik mengikuti harga cabai rawit merah. Namun, dia merasa khawatir jika sepi pembeli. Mengingat, pelanggannya sudah di angka ratusan.
BACA JUGA : Antisipasi Kebutuhan Pangan Meningkat. Pemkab Jepara Gelar Pangan Murah
“Cabai itu hal wajib dalam dunia permasakan, mau bagaimana lagi, karena ini kebutuhan cita rasa makanan. Tidak enak sepi pembeli, beli cabai dan naikkan harga risikonya warung sepi,” sergah Vanessa, Rabu (25/10/2023).
Adapun naiknya harga cabai rawit, dikonfirmasi oleh Rusmiyati, salah seorang penjual di Pasar Ratu ini mengatakan, naiknya harga cabai sudah berlangsung selama seminggu terakhir.
Mulai dari cabai rawit merah, hijau, serta cabai keriting, semuanya naik harga secara berjamaah. Menurutnya, kenaikan ini diakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan.

Penjual cabai di Pasar Ratu sedang melayani pembeli. Foto : Gistara. Com
Selain itu, langkah petani dalam menanamnya membutuhkan tenaga maupun modal ekstra. Seperti menyedot air dari sungai ke lahan pertanian, maupun dengan cara membeli ke pedagang air jeriken eceran.
Bahkan, naiknya harga bahan bakar minyak turut menyumbang angka atau naiknya harga pada cabai rawit. Transportasi pendistribusian secara otomatis menaikan tarif, apalagi jika macet, makin parah.
BACA JUGA : Pasar Sepi, Diduga Ekonomi Masyarakat Sedang Sulit
“Cabai rawit merah mencapai Rp 70 ribu, itu benar. Empat hari yang lalu sudah di angka Rp 50 ribu. Naiknya harga, ditengarai banyak petani yang gagal panen,” jelas Rusmiyati sembari menjajakan barang dagangannya.
Inflasi
Atas lonjakan harga komoditas pangan hingga berkali-kali lipat, tidak ayal jika kondisi ini disebut dengan inflasi. Selama berhari-hari, harga cabai terus merangkak naik.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hargajateng.org, disebutkan bahwa harga cabai hari ini lebih tinggi daripada tahun 2020 di bulan yang sama (Oktober), yakni Rp 24 ribu perkilo. Selisih jauh.
Hal itu, dibenarkan oleh salah satu Staf Badan Pusat Statistika (BPS) Jepara, Rum Wikandini menyimpulkan bahwa hal tersebut masuk kategori inflasi.
“Inflasi sendiri pengertiannya kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Ada yang sifatnya Year to Year (YoY) bahkan Day to Day (DoD),” jelas Rum Wikandini, Senin (2/10/2023).
BACA JUGA : Rozi, Mahasiswa Nekat Berwirausaha, Berawal Bikin Kantor di Kos Sekarang Sukses Jadi Juragan Kaos
Berangkat dari kondisi di tiap daerah yang riskan atau sudah inflasi, Mendagri, Tito Karnavian memberikan parameter daerah yang berhasil, yakni mampu kendalikan inflasi.
Hampir di tiap sektor seperti provinsi sampai kabupaten diamanatkan kepada penjabat. Menurutnya, inflasi mesti mampu diatasi oleh orang yang ditunjuk olehnya (penjabat).
Terlepas dari Penjabat atau orang yang ditunjuk bertanggungjawab dengan membuat tim pengendalian inflasi oleh Penjabat, mesti mampu mengkontrol inflasi dengan baik.
“Jangan sampai inflasinya tiga kali berturut-turut, nilai inflasinya tidak terkendali di atas nasional,” papar Tito Karnavian, Senin (28/8/2023) di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian TPID yang juga Sekda Jepara Edy Sujatmiko mengatakan, program Pasar Murah bertujuan untuk mengatasi inflasi (harga naik).
Tercatat, sejak 1 Desember 2022 Pasar Murah mulai digelar guna menghadapi inflasi. Sembako dijual murah. Selisih Rp. 1.000 -Rp. 4.000 dari harga di pasaran.
Pasar Murah telah dilaksanakan di beberapa tempat. Sampai sekarang, puluhan hingga ratusan ton sembako telah digelontorkan oleh TPID kepada masyarakat Jepara.
“Selain mengatasi sentimen pasar, paling tidak meminimalisir panic buying di ranah masyarakat. Jadi inflasi bisa dikendalikan,” kata Edy Sujatmiko, (23/10/2023).
(Okom/KA)