PEMENTASAN – DKD Jepara Pentaskan Sendratari, Pegiat seni Jepara pentaskan lakon ‘Bungaku Berbunga Semu’ adaptasi dari cerita Wayang Banowati yang diperankan para pemuda Jepara. (Foto: Hanif/Gistara)
JEPARA | GISTARA.com – Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara Pentaskan Sendratari bersama Disparbud Jepara warnai hari wayang dunia dengan pementasan lakon ‘bungaku berbunga semu’ adaptasi dari cerita Wayang Banowati yang berlangsung pada Sabtu malam (12/11/2022) di Pendapa Kabupaten Jepara.
Pementasan ini berkolaborasi antara seni tari, wayang, dan musik yang dinamakan sendratari yang diperankan para pemuda.
Roychan, ketua panitia, mengatakan pementasan sendratari ini baru pertama kali dipentaskan di Jepara. Sendratari sendiri merupakan pertunjukan panggung teatrikal yang hampir serupa dengan wayang orang. Pementasan yang berdurasi sekitar dua jam dari pukul 20.00 s/d 22.00 WIB tersebut memerlukan persiapan dua bulan.
”Kami latihan sejak Oktober hingga November 2022” tambah Roychan saat diwawancarai wartawan gistara.
Dalam suksesnya kegiatan itu melibatkan dari beberapa pegiat seni di antaranya Komite Tari, Teater Jepara, dalang muda Jepara, serta komunitas musik modern dan tradisional. Sebanyak 31 pemuda ikut ambil dalam pementasan yang terdiri 10 aktor, 11 penari, dan musik 10 orang.
BACA JUGA: Tampilkan Ketoprak Perjuangan Ratu Kalinyamat, Penonton Terenyuh
“Malam ini (kemarin, Red) seniman muda Jepara kembali memberikan warna dan berani tampil dalam pengembangan budaya Jepara,” ungkap Kustam selaku Ketua DKD Jepara.
Pementasan lakon ”Bungaku Berbunga Semu” adaptasi dari cerita Wayang Banowati. Menurut versi pewayangan Jawa, Banowati adalah putri Prabu Salya, raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati alias Setyawati. Dewi Banowati menikah dengan Prabu Suyudana (Duryodana) dari negara Astina, putra Prabu Dretarasta dengan Dewi Gandari. Dewi Banowati memiliki watak jujur, penuh belas kasih, Jatmika (penuh dengan sopan santun), tetapi agak sedikit genit.
Menurut kisah pewayangan, sebenarnya Banowati jatuh cinta kepada Arjuna. Tetapi demi mematuhi perintah ayahnya, ia menikah dengan Prabu Suyudana. Cintanya kepada Arjuna bersemi kembali setelah gugurnya Prabu Suyudana dalam perang Baratayuda. Sesudah perang tersebut, Banowati dapat memenuhi angan-angannya untuk dinikahi Arjuna. Namun, usia pernikahan tersebut tidak berlangsung lama.
Pada malam pernikahannya tepat setelah perang Baratayuda berakhir ia dibunuh oleh Aswatama, putra Resi Drona, yang membalas dendam kepada seluruh pihak Pandawa atas kekalahan pihak Korawa. Saat itu juga Banowati terbunuh. (Husni/gistara)