IKA PMII, Pemilu 2024, dan Merawat Kader


OLEH: Sochib

17 April 2023 menjadi Harlah ke-63 PMII. Hampir seluruh kader pergerakan itu membuat twibbon. Di balik pemasangan twibbon, ada rasa bangga sebagai kader PMII. Karena ikut berproses dalam organisasi. Belajar berpolitik, diskusi, dan merawat ke-Aswajaan dan ke-Nahdliyaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tanggal 14-16 April 1960 dilaksanakan Musyawarah Nasional Mahasiswa NU bertempat di Taman Pendidikan Puteri Khadijah Surabaya dengan dihadiri mahasiswa NU dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Dari Lumajang, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Makassar. Dan senat perguruan tinggi yang bernaung di bawah NU. Sampai muncul usulan nama PMII.

Tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari lahir PMII. Dua bulan setelah berdiri, pada tanggal 14 Juni 1960 pucuk pimpinan PMII disahkan oleh PBNU.

Dalam perkembangannya, lahir IKA PMII pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Ciumbeduleuit, Jabar tahun 1975. Yang perlu digaris bahawi, forum itu upaya untuk memperkuat barisan PMII dalam gerak perjuangannya.

IKA PMII diharapkan terus meningkatkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya Indonesia yang sejahtera, maju dan mandiri, demokratis dan berkeadilan.

Belum lama ini Pengurus Cabang (PC) IKA PMII Kabupaten Jepara menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan PAC IKA PMII Se-Kabupaten Jepara di ruang Seminar Unisnu Jepara.

Ketua PC IKA PMII Jepara Kusdiyanto saat itu mengatakan rapat koordinasi PAC IKA PMII Se-Kabupaten Jepara memutuskan dua agenda. Agenda pertama, memutuskan garis-garis besar Program PAC se Kabupaten Jepara, adapun Program kerja PAC IKA PMII. Terdiri dari satu, mendata dan mengajak alumni PMII bergabung IKA PMII di wilayahnya masing-masing. Kedua, mendukung dan mensukseskan program PC IKA PMII (Panca cita IKA PMII). Ketiga, Menyelenggarakan pertemuan PAC rutin per tiga bulanan. Dan keempat, mengadakan pembinaan atau pelatihan sesuai kebutuhan.

Agenda kedua yaitu membahas program bidang ekonomi dan pengembangan usaha PC IKA PMII Kabupaten Jepara. Di antara programnya mendirikan lembaga usaha Apotek yang digagas dan dipersiapkan mulai tanggal lima bulan Januari 2022. Adapun modal usaha melibatkan partisipasi PAC IKA PMII Se-Kabupaten Jepara dan seluruh alumni untuk ikut penyertaan modal (saham).

Program-program di atas itu sebagai manifestasi memperkuat barisan PMII dalam gerak perjuangan. Terutama terwujudnya kader yang sejahtera dan maju.

Uniknya dalam program itu, Kusdiyanto tak menyangkut bagaimana langkah IKA-PMII di Jepara menghadapi tahun politik 2024. Memang lupa atau sengaja, dirinya tak terpancing dengan dunia politik?

Ini bisa dimaklumi, karena kader-kader PMII berada di berbagai tempat parpol. Tidak satu.

Jumlah kader IKA-PMII Jepara luar biasa besar. Itu tak lepas berdirinya kampus NU yaitu Unisnu. Yang berkontribusi besar dalam mencetak kader PMII Jepara. Jika ditambahkan kader IKA-PMII asal Jepara yang berpendidikan di luar kampus Jepara, maka jumlahnya makin besar.

Jumlah besar itu benar-benar “ada” jika apa yang diinginkan sahabat Kusdiyanto terwujud. Yaitu mendata dan mengajak alumni PMII bergabung IKA PMII di wilayahnya masing-masing. Sehingga implementasi panca cita IKA PMII Mewujudkan Sinergi dan Kekeluargaan Alumni bisa terkabul.

Tetapi, sahabat Kusdiyanto akan mendapat tantangan berat. Terutama di 2024. Tahun itu, tahun politik. Kader IKA PMII tak sedikit yang terjun ke politik. Semisal menjadi caleg di Pileg 2024. Apakah ini sudah diantisipasi sahabat Kusdiyanto? Waallohu a’lam.

Masih teringat salah satu pidato politisi dari IKA-PMII ketika memberi sambutan dalam acara pelantikan IKA-PMII saat ini. Kalimatnya kurang lebih seperti ini ”Saya bisa jadi anggota dewan, tak sepenuhnya dari jaring IKA-PMII”. Kalimat itu bukti jika dari pergerakan IKA-PMII tak sepenuhnya bantu kader lain ketika mencalonkan diri sebagai legislatif atau pencalonan di Pemilu.

Lalu apakah politik IKA-PMII di Pemilu 2024 masih sama? Jawabnya ada di pak ketua yaitu Sahabat Kusdiyanto dan pengurus lain.

Misal pertanyaannya seperti ini, sudah ada pemetaan atau belum terhadap kader-kader yang terjun di dunia politik 2024? Sudah ada strategi atau belum? Di sinilah Sahabat Kusdiyanto diuji.

Kalau manajemen atau pemetaan para keder yang jadi caleg dilaksanakan sekarang, kemungkinan Mewujudkan Sinergi dan Kekeluargaan Alumni bisa terkabul. Tapi sebaliknya.

Hasil penelusuran kader PMII, yang rencana nyalon yaitu Gus Nung, Latifun, Nur Hidayat, Rifai atau Kocang, dan lain-lain.

Jika kader ini dibiarkan berjalan sendiri-sendiri, tampaknya mewujudkan visi-misi IKA-PMII maupun PC IKA-PMII Jepara akan sulit. Bahkan bisa jadi trauma mendalam bagi para calon legislatif kader PMII.

Sehingga IKA-PMII bagi mereka jadi bahan nostalgia bertemu alumni PMII. Bukan sebagai alat perjuangan pergerakan lanjutan.

Tetapi kalau dimanajemen baik. Maka IKA-PMII yang saya utarakan di atas, sebagai organisasi besar berkualitas pun bisa. JANGAN BIARKAN KADER BERJALAN SENDIRI-SENDIRI. AYO DAMPINGI MEREKA. (*)

Related posts

Hari Pendidikan Nasional: Ironi  Ganti Menteri Ganti Kurikulum

Hari Buruh: Sudahkah Buruh di Jepara Sejahtera?

RA Kartini dan Dimensi Spiritualitas