Tahun Ajaran Baru PonPes Al-Huda Semarang, Gus Ahmad Naji : Belajar Sungguh-Sungguh

SEMARANG | GISTARA.COM – Pengasuh Pondok Pesantren (PonPes) Al-Huda Dusun Petak, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Ahmad Naji beri semangat kepada sejumlah santri baru. Mereka, dimotivasi supaya jadi orang sukses.

Jalan menuju kesuksesan, kata Gus Naji (sapaan akrabnya) yakni dengan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebab, tidak ditemukan orang sukses berangkat dari inkonsistensi belajar.

“Santri belajar multidimensional, sosial, agama, bahkan ekologi. Sehingga, berpotensi untuk jadi apapun. Tinggal fokus kemudian tekuni sampai cita-cita tercapai,” papar Gus Naji kepada Gistara, Rabu (12/7/23) malam.

Selain itu, alumnus dari negara Yaman ini juga menyampaikan, setiap orang memiliki potensi berbeda-beda. Sehingga, santri yang notabene kaum agamis dapat dikolaborasikan dengan disiplin ilmu lain.

“Berbeda dengan yang lain, santri Al-Huda Semarang ihwal ilmu agama dapat dikatakan kokoh. Andai menjadi arsitek, pemimpin organisasi, sampai pedagang hadir dengan nuansa keagamaan, prinsip keislaman dipegang teguh,” ujar dia.

Trivia, cita-cita pesantren Al-Huda yaitu mencetak generasi Islam Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) Annahdliyah, kuat lahir batin. Kemudian, juga terampil di bidang ekonomi dan berbagai bidang sosial keagamaan.

Selain itu, diinformasikan, bagi orangtua yang menginginkan buah hatinya terselamatkan dari jeratan negatif perkembangan media sosial (medsos). Disarankan, PonPes Al-Huda sebagai pilihan terbaik yang tidak hanya mengedepankan duniawi, tapi juga ukhrawi.

“Keunggulan di sini, meski sama-sama belajar ilmu agama, istimewanya ada di kepemilikan sanad keilmuan yang jelas dan sampai kepada Rasulullah. Oleh sebab itu, kredibilitas keilmuan terjamin,” pungkasnya. (Okom/Sochib)

Related posts

Khidmat, Ponpes Babussalam Mulyoharjo Gelar Muwadda’ah Perdana dan Peresmian Gedung MAK

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah