JEPARA | GISTARA.COM – Panen raya garam di Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara akibatkan sejumlah petani resah. Pasalnya harga garam menukik tajam, diduga tengkulak turut bermain.
Cuaca panas yang konstan selama tiga bulan terakhir, membuat sejumlah garam di wilayah Jawa Tengah (Jateng) panen masal. Tidak hanya Jepara, Rembang dan Pati juga masuk musim panen.
Salah seorang petani garam, Nuruddin mengaku resah atas panen raya ini. Sebab, sejumlah daerah penghasil garam yang kompak panen, dimanfaatkan oleh tengkulak mempermainkan harga.
Sebelumnya di bulan awal Juni 2023, harga garam di Jepara mencapai Rp. 450 ribu per tombong (-/+ 85-100 Kg). Namun, kini ambles di angka Rp. 80 ribu per tombongnya.
BACA JUGA : Cuaca Tak Menentu Bikin Petani Cabai di Kopeng Tepuk Jidat
Hal tersebut, membuat sejumlah petani resah. Sebab, penggantian membran (taplak hitam di tambak agar garam agar tidak hitam), upah tenaga (dirinya), dan membayar uang sewa tanah dikhawatirkan tidak mencukupi.
“Begitu khawatir jika permainan harga ini terus berlangsung. Apabila lanjut seperti ini, petani bakal merugi,” papar Nuruddin sembari mengumpulkan tumpukkan garam ke dalam tombong, Jumat (25/8/23) siang.
Adapun, Kepala Desa Kedungmalang, Mustafiyatun membenarkan ihwal permainan tengkulak. Menurutnya, isu itu terus bergulir sepanjang bulan Juni hingga Agustus ini.
Meski demikian, pihaknya justru menggaris bawahi terkait kualitas garam di Kecamatan Kedung yang lebih baik ketimbang daerah lain. Bagi dia, sepantasnya garam Jepara jauh lebih tinggi, namun kenyataannya sama dengan daerah lain.
“Di Kedung memakai membran, kelebihannya garam yang dihasilkan jauh lebih baik daripada daerah lain. Seharusnya, harga lebih tinggi, tapi malah justru sama dengan daerah tetangga, ironi,” jelas Mustafiyatun.
(Okom/Sochib)