4.000 Masyarakat Jepara Susah Peroleh Air Bersih

JEPARA | GISTARA.COM – Sejumlah daerah di Kabupaten Jepara alami kekeringan, termasuk Kecamatan Kedung, Welahan dan Pecangaan. Karena musim kemarau, 4.000 masyarakat pun sulit peroleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Atas krisis air yang melanda belakangan hari ini, setidaknya terdapat enam desa yang terdampak. Mulai dari Karangaji, Kedung Malang, Kaliombo, Gerdu, Ujungpandan dan Tedunan jadi korban atas mengeringnya muka bumi.

Penduduk kompak mengeluh, dan meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara untuk segera menindaklanjuti krisis yang terjadi. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirto Jungporo pun turun tangan mengatasi.

Direktur Utama PDAM Tirto Jungporo, Sapto Budiriyanto menyampaikan bahwa dirinya telah menerima laporan keluhan dari masyarakat Jepara. Oleh sebab itu, PDAM lakukan dropping air bersih ke sejumlah desa yang mengadu.

Sejurus kemudian, mobil tangki pun menyasar ke sejumlah desa. Alih-alih air bersih hanya diterima kepada pelanggan (konsumen), kalangan non langganan justru ikut dan turut menadah air, karena mereka juga mengalami krisis air.

“Solusi sementara, tetap berikan pelayanan kepada pelanggan terdampak, efeknya masyarakat yang tidak langganan ikut menikmati dari sistem dropping air bersih dari tangki atau mobil,” papar Sapto kepada Gistara, Selasa (19/9/23) siang di Bongpes (bendungan karet) Jepara.

Kekeringan yang berakibat pada minimnya pasokan air ke masyarakat, informasi dari pemerintah akan berlangsung sampai bulan November mendatang. Namun, pihaknya optimis segera turun hujan, karena Jepara selama dua hari kemaren telah gerimis.

Apabila hujan turun dan mengairi wilayah Kabupaten Jepara, Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) dua akan bangkit dari kekeringan. Selanjutnya dapat diambil oleh PDAM untuk proses produksi dan disalurkan kembali ke masyarakat.

Sebab, selama musim kemarau, PDAM Tirto Jungporo mengandalkan reservoir tiga, sumur di Gedangan, Welahan maupun yang berada di wilayah Selatan. Meski air yang keluar tidak sederas musim penghujan, setidaknya masyarakat tetap memperolehnya.

Jangka waktu ke depan, Sapto telah menindaklanjuti berupa antisipasi kekeringan dengan mengusulkan pembuatan sumur di beberapa titik. Tidak hanya itu, Embung Kalimati juga diupayakan di tahun setelahnya hadapi musim kekeringan.

“Sejak bulan Agustus ini air permukaan yang bisa dimanfaatkan satu kabupaten sudah kering. Sehingga, sebagai langkah antisipasi, bakal dibuatkan sumur dan mengoperasikan embung Kalimati,” pungkasnya.

(Okom/KA)

Related posts

Bupati Jepara Komitmen Tingkatkan Fasilitas Wisata Songgo Langit

MI Darul Huda 01 Karanggondang Raih Prestasi Kejuaraan Mulai Tingkat Desa Sampai Tingkat Nasional

Sambut Hari Bhayangkara Ke-79, Propam Polres Jepara Berbagi Bansos