JEPARA | GISTARA.COM – Minuman seribu kalangan, wedang ronde tetap eksis meski dilanda cuaca terik. Kondisi yang panas serta geografis pesisir pantai Kabupaten Jepara, tidak membuat wedang tradisional dijauhi.
Hal itu, dibuktikan oleh Suratno, pemilik Warung Es Pak No depan SMPN 1 Jepara. Menu wedang ronde kepunyaannya masih eksis hingga kini, sedikitnya terdapat puluhan pelanggan yang datang setiap hari.
Bukan tanpa sebab, semula Suratno menyajikan wedang ronde sebagaimana umumnya -hangat. Namun, suatu ketika salah satu pelanggan nyeletuk ‘gawe atis wae’ (bikin dingin saja). Ia pun menambah es batu.
“Waktu itu matahari sedang panas-panasnya, ada pelanggan yang meminta dikasih es batu. Ide itu pun muncul dan dipakai variasi wedang ronde hingga sekarang,” papar Suratno kepada Gistara, Minggu (12/11/23) siang.
BACA JUGA : Semangat Hari Pahlawan, MI Miftahul Falah Gelar Swafoto Mirip Pahlawan
Permintaan itu, ia menduga, lantaran cuaca panas dan kondisi geografis Kabupaten Jepara yang berada di pesisir pantai. Sehingga es jadi rujukan, termasuk wedang ronde miliknya terjadi perubahan menu.
Perjalanan menu es wedang ronde ini, sudah dilaunching dari tahun 1995 pertama kali ide itu terbuat. Adapun SMPN 1 Jepara, jadi saksi bisu bagi kreatifitas dan inovasi es wedang ronde buatan Suratno.
“Kini es wedang ronde versi es serut juga ditemani es campur. Tujuannya, antisipasi jika pelanggan meminta alternatif yang lain, maka kami sediakan es campur sebagai pilihan melepas dahaga,” terangnya.
Sebagai informasi, harga Wedang Ronde yang ia jual juga cukup terjangkau, yaitu Rp 8 ribu per porsi, sedangkan untuk es campurnya, Rp 6 ribu per porsi. Biasanya mulai berjualan dari pukul 08.30 – 17.00 WIB.
(KA)