JEPARA | GISTARA. COM – Mengusung tema besar Kearifan Lokal, SD Islam Unggulan (SDIU) Fadlun Nafis Bangsri mengadakan Festival Permainan Tradisional, hari ini (27/11). Berlokasi di Lapangan Yayasan, beragam permainan tradisional ditampilkan sekaligus diperagakan para peserta didik.
Guna menambah lebih khidmatnya festival, para pendidik dan peserta didik memakai pakaian tradisional. Harapannya, kegiatan itu bisa terserap tidak hanya pada kognitif tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.
Kepala SDIU Fadlun Nafis Insiyatul Uliyah menjelaskan, festival ini adalah rangkaian dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kami memilih tema ini merupakan kesadaran bersama warga sekolah akan pentingnya menjaga tradisi dan juga menangkal dampak negatif perkembangan teknologi.
BACA JUGA : Cuaca Buruk, Harga Ikan di Jepara Naik
“Kita ketahui bersama bagaiman telepon genggam atau HP itu sudah lekat dengan anak-anak, kami harap dengan kegiatan ini, anak kita punya memori permainan tradisional dan bisa dilakukan saat dirumah masing-masing” ucap Bu Iin, panggilan akrab Insiyatul Uliyah
Siswa-siswi SDIU Fadlun Nafis memainkan gobak sodor
Permainan tradisional yang diperagakan beberapa diantaranya adalah gobak sodor, betengan, bentikan, lompat tali, dakon, egrang, engklek, dan masak-masakan. Semua itu untuk kelas 1, 2, 4, dan 5. “Adapun untuk kelas lain yang belum Kurikulum Merdeka tetap ikut memeriahkan,” katanya.
BACA JUGA : Mantingan Sebagai Ruang Intelektual Studi Sejarah
Pribadi Berkarakter
Adapun Akhmad Efendi, perwakilan Pengurus Yayasan Fadlun Nafis, mengapresiasi ikhtiar yang telah ditempuh lembaga SDIU Fadlun Nafis. Dia berharap konsistensi tim pengajar dalam mendampingi peserta didik.
Menurutnya, apabila konsistensi bisa dijaga maka akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga.”Semoga kepala bersama para guru istkamah dalam berkreasi, berinovasi untuk membimbing para peserta didik,” tutur Efendi.
Dia juga menilai pemilihan tema kearifan lokal dengan mementaskan permainan tradisional akan terus relevan. Efendi menilai dengan generasi yang mampu menjaga tradisi daerahnya akan membentuk pribadi berkarakter.
“Meski terus digaungkan soal globalisasi. Kita jangan sampai lengah dalam mengenalkan kearifan lokal yang kita miliki. Sehingga Indonesia tetap terjaga “identitas” nya,” harapnya.
(KA)