Sikapi Pendidikan Agama di Jepara, Para Kyai Kumpul di Pesantren Balekambang

Ilustrasi, Santri sedang mengaji

JEPARA | GISTARA. COM – Pendidikan Agama baik dari proses maupun outputnya, saat ini  menjadi perhatian banyak pihak, terutama di kalangan pesantren dan kyai.

Pendidikan Agama khususnya baik Taman Pendidikan Al Quran, TPQ maupun Madrasah Diniyah (baik formal maupun non formal), Muadalah serta pesantren dengan kompleksitas masalah yang hadapi semakin menyita perhatian semua pihak.

Pendidikan naungan Maarif Rabithah Maahid Islamiyah, RMI dalam Nahdlatul Ulama juga menjadi perhatian seirus mengingat “tumpang tindih kemwenangan” seperti TPQ dan Madrasah Diniyah, Madin dengan ragam coraknya yang unik komplek dengan persoalan masing-masing sangat membutuhkan solusi serius khususnya konteks Jepara.

BACA JUGA : Waduh, 2.000 Pasangan di Jepara Memutuskan Bercerai

Realitas tersebut, menjadi perhatian serta sikap serius para kyai NU, yang tergabung dalam Majlis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I),  untuk membincang persoalan Pendidikan agama di Jepara khususnya menyoroti persoalan TPQ, Madin dan Pendidikan keagamaan lain di Jepara.

“keperihatinan ini butuh kolaborasi banyak pihak” tandas Kyai Adib Pecangaan.

Sejumlah kyai kumpul di Pesantren Balekambang antara lain, Kyai Muhlis Welahan, Kyai Adib Pecangaan, Kyai Rosif Mangunan, Kyai Itmam Petekeyan, Kyai Nafi Mantingan dan Kyai Sabiq Bugel serta kyai lain bertempat di kediaman Kyai Miftah (29/11/23).

Silaturrahim   bertajug “Kumpul Jagong” tersebut, membentuk suasana santai bersahaja mengalir, dari satu ide ke ide yang lain, seputar pesantren dan pendidikan keagamaan di Jepara.

Para Kyai berkumpul dan berdiskusi di Pondok Pesantren Balekambang

Diantara yang menarik adalah munculnya gagasan untuk menata Pendidikan Diniyah dan TPQ yang masih mengalami banyak persoalan dilematis, baik dari proses belajar, kurikulum, pengajar maupun waktu belajar yang mengakibatkan Pendidikan tersebut “belum mutu” sesuai harapan.

“ketimpangan Pendidikan diniyah dan TPQ perlu ditata ulang” ujar Kyai Muhlis Welahan.

BACA JUGA : Disdikpora Jepara Sesalkan Fenomena Siswa Bonek Truk

Sementara Kyai Shohibul Itmam Petekeyan yang juga akdemisi IAIN Kudus menjelaskan dunia Pendidikan secara nasional dan khususnya di Jepara ini masih banyak PR terutama Pendidikan diniyah dan TPQ.

“TPQ dan Diniyah perlu ditata ulang untuk mutu Pendidikan Jepara yang lebih baik, tidak sekedar ada, tetapi yang lebih penting adalah output keberadaan pendidikan tersebut” tandasnya di sela diskusi dan jagongan gayeng tersebut.

Sementara Kyai Rosif Mangunan menjelasakan Pendidikan agama di Jepara perlu model sesuai dengan tipologi Jepara yang bervariasi.

“variasi Jepara ada zona utara dan zona selatan butuh formula yang sesuai konteks masyarakat” sambungnya saat merespon diskusi.

BACA JUGA : PCNU Jepara Tegak Lurus Tolak Sekolah Sistem Fullday

Kyai Miftah selaku tuan rumah, pesantren balekambang menawarkan gagasan untuk halaqoh seperti konsorsium yang melibatkan semua pemangku Pendidikan agama di Jepara dengan mengangkat topik yang sifatnya umum.

“problematika Pendidikan Agama di Jepara ini sangat penting didiskusikan dengan serius” sahutnya saat merespon diskusi yang berlangsung.

Dari diskusi menyoroti Pendidikan agama di Jepara,  sejumlah kyai sepakat untuk melakukan tindakan bersama yang serius, dengan kolaborasi banyak pihak yang memungkinkan supaya satu persatu persoalan bisa diurai dan ketemu solusinsya.

Diharapkan dari perkumpulan kyai NU yang tergabung dalam MP3I tersebut akan segera digelar seminar atau halaqoh yang bertajuk “problematika Pendidikan agama di Jepara”.

(SI/KA)

 

Related posts

Bupati Jepara Komitmen Tingkatkan Fasilitas Wisata Songgo Langit

MI Darul Huda 01 Karanggondang Raih Prestasi Kejuaraan Mulai Tingkat Desa Sampai Tingkat Nasional

Sambut Hari Bhayangkara Ke-79, Propam Polres Jepara Berbagi Bansos