JEPARA | GISTARA.COM – Sejumlah masyarakat keluhkan mahalnya gas Elpiji 3 Kg yang mencapai Rp. 40 ribu pertabung. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sebut karena cuaca buruk yang terjadi belakangan hari ini.
Kelangkaan dan mahalnya gas Elpiji 3 Kg, menurut salah seorang warga Kecamatan Mayong, Shella mengatakan, setidaknya terjadi dalam kurun waktu dua Minggu ini. Akibatnya, keperluan rumah tangga tersendat.
“Jika ada ditarif sebesar Rp. 40 ribu pertabung, sangat tidak wajar. Ditambah keberadaannya juga langka, parah,” papar Shella pada kanal Sosial Media (Sosmed) Facebook di Fanspage Lintas Berita Jepara, Rabu (20/3/24).
Senada dengan Shella, Haris warga Kecamatan Jepara juga membeberkan, perolehan gas Elpiji 3 Kg harus berebut bersama masyarakat lain, karena ketersediaan tabung itu terbilang minim di pangkalan.
“Kemarin untuk peroleh gas Elpiji 3 Kg, di Kecamatan Jepara sendiri harus berdesak-desakan dengan warga lain. Meski seperti itu, harga yang dipatok mencapai Rp. 35 ribu per tabung,” terang Haris.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta menyebut, jika kelangkaan dan kemahalan yang terjadi disebabkan banjir yang menghalangi kendaraan untuk distribusi gas Elpji 3 Kg.
Pasokan Elpiji 3 Kg untuk Kabupaten Jepara berasal dari beberapa daerah, yakni Semarang, Rembang, dan Gresik. Namun, menurutnya belakangan ini terkendala dikarenakan cuaca buruk.
“Saya sudah komunikasi dengan pihak Pertamina, disampaikan bahwa stok gas Elpiji 3 Kg hingga lebaran nanti dipastikan aman,” ujar Edy Supriyanta usai monitoring di Pangkalan Gas Elpiji Bangsri, Selasa (19/3/24).
Terkait keluhan warga mengenai harga gas Elpiji 3 Kg yang tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), pihaknya mengatakan, sejauh ini harga masih terkendali antara Rp. 18 ribu hingga Rp. 22 ribu pertabung.
“Seperti di Tiktok kemarin ada yang menjual lebih dari harga yang ditetapkan, orangnya sudah mengaku salah. Kalau ada lagi silakan dilaporkan saja,” pungkasnya.
(Okom/Ka)