JEPARA | GISTARA.COM – Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah Unisnu Jepara menggelar Kajian Tematik Aswaja dengan tema Pemuda dan Nasionalisme: Peluang dan Tantangan. Kegiatan ini dilaksanakan di Unisnu Jepara, Kamis (23/8/24).
Acara dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk mahasiswa Unisnu, komunitas Gusdurian Jepara, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisnu, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unisnu, serta anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jepara.
Narasumber kegiatan adalah Dr. Abdul Wahab, S.Sos.I., Wakil Rektor 3 Unisnu Jepara, yang bertanggung jawab atas bidang mahasiswa, alumni, kewirausahaan, dan implementasi Aswaja An-Nahdliyah. Kedua, Fuad Fahmi Latif, M.Pd., Koordinator Jaringan Gusdurian Jepara. Ketiga Zahri Amin Sabiq, Ketua DPM Unisnu. Keempat, Monika Leni Silvia, Presiden BEM Unisnu.
BACA JUGA: Antisipasi Konflik di Pilkada 2024, Polres Jepara Gelar Simulasi Sispamkota
Kajian ini dimoderatori oleh Ahmad Saefudin, M.Pd.I., Kepala Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyah Unisnu Jepara.
Dr. Abdul Wahab, S.Sos.I., dalam paparannya menekankan pentingnya nasionalisme sebagai bentuk pengabdian dan ibadah bagi pemuda, terutama mahasiswa.
“Tidak ada alasan bagi orang yang hidup di Indonesia, makan dari tanah Indonesia, minum dari air Indonesia, untuk tidak memiliki sikap nasionalis,” ujarnya.
Berbagai kalangan mengikuti Kajian Tematik Aswaja An-Nahdliyah
Ia menekankan bahwa iman seseorang tercermin dalam rasa cinta terhadap tanah air, yang juga merupakan bentuk ibadah, baik ritual maupun sosial.
Lebih lanjut, Dr. Abdul Wahab menyoroti peran penting pemuda, khususnya Generasi Z, dalam menghadapi tantangan era digital.
“Pemuda butuh digital culture, digital skills, digital ethics, dan digital safety,” tambahnya.
Warek 3 itu juga mengungkapkan impiannya, agar setiap organisasi mahasiswa (ormawa) di Unisnu memiliki banyak startup, untuk melatih mahasiswa menjadi wirausahawan yang tangguh.
Fuad Fahmi Latif, M.Pd., selaku Koordinator Jaringan Gusdurian Jepara, menyampaikan pandangannya tentang peran pemuda dalam merespon isu-isu nasional, seperti penolakan RUU Pilkada.
“Ini adalah bagian dari peran dan tantangan pemuda. Pemuda yang tidak memiliki keyakinan akan dilupakan dan tidak berguna,” tegasnya.
Fuad juga mengingatkan agar para aktivis mahasiswa, termasuk BEM dan DPM, tetap idealis dan kritis terhadap penguasa, sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka.
Kegiatan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pemuda dapat mengambil peran strategis dalam membangun bangsa, serta tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga semangat nasionalisme di era modern ini. (Ka/Sf)