Wujudkan Citra Islam Moderat,  Mahasiswa Baru Unisnu Jepara Dibekali Penguatan Ideologi Aswaja An-Nahdliyyah

JEPARA | GISTARA.COM – Sebanyak 1.054 mahasiswa baru Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang diselenggarakan oleh BEM Unisnu Jepara pada Senin, 26 Agustus 2024.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung MWC NU Tahunan Jepara ini menghadirkan Ahmad Saefudin, Kepala Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyyah Unisnu Jepara, sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Ahmad Saefudin menekankan pentingnya mahasiswa baru untuk menampilkan citra Islam yang moderat, fleksibel, dan tidak ekstrem, sesuai dengan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang menjadi landasan utama di Unisnu Jepara.

BACA JUGA: Seminar Nasional di Unisnu Jepara, Inayah Wachid: Inklusivitas dengan Kolaborasi

“Mahasiswa baru perlu menampilkan citra Islam yang moderat, fleksibel, dan tidak ekstrem sebagai bagian dari nilai-nilai Aswaja,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa Unisnu Jepara adalah kampus yang inklusif dan terbuka untuk semua, tanpa memandang latar belakang mazhab, agama, etnis, atau suku.

“Unisnu adalah kampus inklusif yang terbuka bagi siapapun. Tak peduli latar belakang mazhab, agama, etnis, maupun suku. Semuanya diposisikan secara setara,” kata Ahmad Saefudin.

Ahmad Saefudin Kepala Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyyah Unisnu Jepara 

Lebih lanjut, Ahmad Saefudin mengingatkan para mahasiswa baru untuk menata niat dalam menuntut ilmu di kampus, bukan hanya sekadar mencari ijazah atau indeks prestasi tinggi, melainkan untuk menyambung sanad keilmuan kepada para kiai.

“Niat kuliah perlu ditata. Bukan mencari selembar ijazah atau indeks prestasi nilai yang tinggi. Melainkan niat menyambung sanad keilmuan kepada para kiai. Supaya kelak ilmunya manfaat dan berkah,” pesannya.

Sebagai penutup, Ahmad Saefudin mengajak mahasiswa baru untuk belajar dari sejarah, agar perbedaan pemikiran dan mazhab tidak menyebabkan perpecahan, apalagi sampai menimbulkan konflik dan pertumpahan darah.

“Kita perlu belajar dari sejarah. Jangan sampai perbedaan pemikiran dan mazhab menyebabkan perpecahan. Apalagi sampai berujung konflik dan pertumpahan darah,” tutupnya.

Kegiatan PKKMB ini diharapkan dapat membekali mahasiswa baru dengan pemahaman yang kuat tentang ideologi Aswaja An-Nahdliyyah, sekaligus menanamkan nilai-nilai inklusivitas dan kebersamaan dalam menghadapi keberagaman di lingkungan kampus.(Ka/Sf)

Related posts

Khidmat, Ponpes Babussalam Mulyoharjo Gelar Muwadda’ah Perdana dan Peresmian Gedung MAK

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah