Jatman MWC NU Tahunan Ngaji Minahus Saniyah, Cinta Dunia Bolehkah?

JEPARA | GISTARA. COM – Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyah (Jatman) MWC NU Tahunan kembali menggelar Idaroh Ghusniyyah yang dilaksanakan pada tanggal 2 November 2024 di Musholla Baitus Solihin Krapyak pimpinan K. Mudai Hasan.

Kegiatan bertajuk Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah dihadiri sejumlah Kiai, antara lain KH. Imam Abi Jamroh Pengurus PWNU Jawa Tengah, KH. Ali Masykur Rois Syuriyah MWC Tahunan, KH. Misbahuddin Ketua Tanfidziyah beserta Jajarannya, K. Roshif Arwani, Ketua Jatman, dan KH. Moh. Rusydi.

BACA JUGA: Halal bihalal MWC NU Tahunan, Rois Syuriyah: Hindari Sifat Hasud

K. Roshif Arwani, Ketua Jatman menuturkan bahwa kegiatan Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyah merupakan program rutin Jatman Tahunan, sebagai upaya untuk mendalami tashawuf di tengah- tengah riuh rendah kehidupan.

” Alhamdulillah kita masih istiqomah Ngaji Bareng Kitab Minahus Saniyyah yang kita laksanakan secara rutin dengan narasumber bergantian dan tempat yang berganti pula. Insyaallah MWC Tahunan bulan Desember akan menjadi tuan rumah Idaroh Syu’biyah Jatman Kabupaten Jepara.” Jelas Kiai Roshif Arwani, Ketua Jatman yang juga pengasuh Ponpes An-Nur Mangunan.

KH. Imam Abi Jamroh membaca Kitab Minahus Saniyah

Imam Abi Jamroh yang didaulat sebagai narasumber mengangkat tema Hubbud Dunya ( Cinta dunia). Mengutip pendapat Imam Abu Hasan Asy-Syadzali, Yi Abi, panggilan akrabnya menuturkan bahwa seorang santri Thoriqoh ( orang yang menempuh jalan Tuhan) tidak akan sampai naik derajatnya manakala belum benar-benar mencintai Allah, dan Allah belum menerima cintanya selama ia belum bisa meninggalkan pengaruh dunia.

Cinta Allah tergantung seberapa besar seseorang mengosongkan hatinya dari pengaruh dunia, untuk mencintai- Nya. Oleh karena itu, sebelum memasuki thoriqot, berbaiat dengan guru Mursyid seseorang harus meninggalkan dunia dan mengosongkan hatinya dari pengaruh dunia.

Saat ditanyakan tentang apakah seseorang dapat memenuhi persyaratan untuk memasuki thoriqoh di tengah hiruk pikuk kehidupan manusia yang serba materialisme. KH. Abi Jamroh yang juga menjadi pengurus PWNU Jawa Tengah menuturkan bahwa hubbud dunya (Cinta dunia) itu manusiawi hal yang wajar sepanjang tidak  menjadi kecenderungan hati dan tidak melampaui batas.

Yi Abi memberi contoh Nabi Sulaiman dan Sahabat Usman bin Affan yang kaya raya tapi tidak terlintas dalam hatinya pengaruh dunia. Dengan demikian, seseorang bisa saja masuk thoriqoh baik setelah bisa mengosongkan pengaruh dunia atau belum sambil terus belajar untuk melepaskan diri dari pengaruh dunia, hubbud dunya. (Ka/Sb)

Related posts

Khidmat, Ponpes Babussalam Mulyoharjo Gelar Muwadda’ah Perdana dan Peresmian Gedung MAK

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah