Anggota DPR RI Hindun Anisah menjadi narasumber dalam peringatan HAKTP
JEPARA | GISTARA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara menggelar seminar bertema “Perempuan dan Lingkungan: Membangun Kesadaran Ekologis untuk Mewujudkan Keadilan Gender”. Seminar ini mengingatkan tantangan global terkait isu lingkungan dan gender yang memerlukan perhatian lintas sektor dan langkah konkret untuk menciptakan keadilan inklusif.
Acara yang berlangsung di Pendopo R.A. Kartini, Selasa (10/12/2024) ini dibuka oleh Rini Patmini, Staf Ahli Bupati Jepara Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, mewakili Pj Bupati Jepara H. Edy Supriyanta. Turut hadir Rektor UNISNU Jepara Prof. Dr. H. Abdul Djamil, Anggota DPR RI Hindun Anisah, penerima penghargaan Nugra Jasa Darma Pustaloka 2024 Muyassarotul Hafidzoh, serta perwakilan akademisi, kepala sekolah, mahasiswa dan pelajar dari berbagai daerah.
BACA JUGA: Tingkatkan Keterampilan Berbahasa Arab, Mahasiswa PAI Unisnu adakan Praktikum bersama Dosen Sudan
Dalam sambutannya, Rini Patmini menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam menghadapi krisis lingkungan. “Perempuan sebagai kelompok rentan sering kali merasakan dampak langsung dari krisis lingkungan, terutama di wilayah yang bergantung pada sumber daya alam. Namun, perempuan juga memiliki peran strategis dalam pelestarian ekosistem lokal dan pengelolaan sumber daya alam” ujarnya.
Rini menyoroti ketidaksetaraan akses perempuan terhadap pendidikan, informasi, dan pengambilan keputusan di sektor lingkungan. Ia menyerukan pengarusutamaan gender dalam kebijakan sebagai langkah untuk mewujudkan kesadaran ekologis yang inklusif dan berkeadilan gender. “Generasi muda harus dilibatkan sebagai motor penggerak perubahan sosial dan lingkungan dengan memberikan akses setara terhadap pendidikan dan informasi” tambahnya.
Foto Rektor UNISNU Jepara Prof. Dr. H. Abdul Djamil bersama Para Juara Lomba Jingle
Rektor UNISNU, Prof. Dr. H. Abdul Djamil, mengapresiasi antusiasme peserta yang didominasi oleh kaum laki-laki, sebagai indikasi kesadaran kolektif untuk melawan kekerasan terhadap perempuan. “Kesadaran ini bukan hanya diperingati hari ini, tetapi harus terus dibangun dan diingatkan” tegasnya.
Ia juga mengatakan pentingnya kesetaraan gender dalam menjaga kelestarian lingkungan, mengutip data survey eco gender gap bahwa 65 persen kesadaran ekologis lebih banyak dimiliki oleh perempuan. “Kita harus meninggalkan kultur pembagian tugas yang menempatkan perempuan hanya di urusan domestik. Era ini menuntut kesadaran bersama untuk menciptakan keadilan sosial dan lingkungan” ujarnya.
Dalam konteks Jepara, Prof. Abdul Djamil mengingatkan semangat perjuangan tiga tokoh perempuan legendaris sebagai inspirasi untuk menjaga lingkungan dan melawan kekerasan dalam berbagai bentuk, baik fisik maupun verbal. “Kita harus berjuang bersama, bukan untuk melawan, tetapi untuk mencapai kesejahteraan yang setara dan menjaga kelestarian alam” imbuhnya.
Seminar ini juga dimeriahkan dengan penampilan seni puisi dan pantomim, pemberian apresiasi kepada pelajar difabel, serta penyerahan hadiah untuk lomba jinggel, video edukasi, dan infografis. (Dzul/DJ)