JEPARA | GISTARA.COM – Fakultas Komunikasi Desain (FKD) Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara gelar Kuliah Kerja Lapangan di Bali TV, Brown Bag Films, dan Galeri Alon Art. Kegiatan dikuti 130 mahasiswa dari tiga prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Desain Produk, dan Desain Komunikasi Visual selama lima hari pada Rabu,(22/1/25) pagi.
Kukuh Dwi Wijanarko selaku panitia mengungkapkan Kuliah kerja lapangan (KKL) ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara akademisi dan komunitas.
“Rangkaian acara tersebut mencakup workshop, diskusi. Dengan antusiasme yang tinggi, diharapkan KKL ini dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat,” ucap Kukuh lewat rilis gistara.com (24/1/25).
BACA JUGA: Perkuat Penggunaan Teknologi Digital, UNISNU Jepara Luncurkan Smart Classroom
Dalam sambutannya, Agus Subhan selaku Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain menyampaikan KKL diikuti tiga program studi KPI, DP, dan DKV bertujuan meningkatkan kompetensi di masing-masing prodi.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun kolaborasi antara akademisi dan industri perusahaan serta mempersiapkan mahasiswa menjadi penerus masa depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan KKL ini merupakan wujud nyata komitmen Unisnu Jepara dalam mengembangkan potensi mahasiswa dan mempersiapkan lulusan yang berkualitas di bidangnya.
Salah satu rangkaian kegiatan KKL Fakultas Lakukan MoA dengan Bali TV dan penanganan IA Program Studi KPI.
Saat menyambut I Nyoman Mondristawan selaku direktur stasiun Bali TV menuturkan, Bali TV merupakan televisi lokal yang berdiri sejak 26 Mei 2006, oleh A. B. G. Satria Naradha.
“Bali TV merespon relevansi peralihan dari tv ke media digital, responnya seperti apa?
Eksistensi media penyiaran merupakan sesuatu tidak bisa terhindari, yang bisa kita responnya yaitu mengevaluasi kekurangan, seperti kecepatan dalam menginformasikan,” ujarnya.
Selain itu, I Nyoman Mondistrwan menjelaskan Bali TV dalam mengembangkan penyiaran nya dengan mencari sesuatu program yang hanya ada di Bali TV, seperti menampilkan budaya-budaya Bali, dari bahasa, melestarikan budaya Bali serta informasi mancanegara.
Sebagai produser di Bali TV tahun 2002 I Nyoman Mondistrawan juga sebagai direktur di aceh tv dari tahun 2006 dan dosen ilkom di Univ Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2009 yang terakhir direktur utama di Sumut TV dari tahun 2017.
Ia menjelaskan, manajemen dalam strategi membuatkan event untuk memperkenalkan produk tertentu di pasar, ya seperti dari eo kemudian bonusnya tayang.
“Ada juga seperti home shoping, prodaknya di buat dalam 30 menit di televisi, diambil beberapa spot. Ada istilah jam tayang seperti gold, silver, prime time, memengaruhi harga,” imbuh Nyoman Mondistrawan .
Media penyiaran saat ini harus berkreativitas untuk mendapatkan penghasilan. Tidak hanya mengandalkan iklan karena porsi iklan turun, media penyiaran harus kreativitas, salah satunya berkerjasama dengan provinsi dan kota, serta bertumbuh media online. Media sosial YouTube menjadi salah satunya, yaitu sebagai tayangan konvensional. (AD)