Persijap Kembali ke Liga Satu, Tantangan Pengembangan Ekosistem Olahraga di Jepara

Oleh: Muh Khamdan

Persijap Jepara akhirnya memastikan diri kembali ke Liga Satu, setelah mengalahkan PSPS Pekanbaru dengan skor tipis 0:1 dalam laga penentuan perebutan posisi ketiga. Kemenangan ini menandai akhir dari penantian panjang selama 11 tahun sejak terdegradasi pada tahun 2014. Dengan hasil ini, Laskar Kalinyamat menyusul Bhayangkara FC dan PSIM Yogyakarta sebagai tiga tim yang promosi dari Liga 2 musim ini.

Pertandingan antara Persijap dan PSPS berlangsung dengan tensi tinggi. Kedua tim bermain terbuka, saling serang, dan menampilkan intensitas permainan yang memikat suporter. PSPS berusaha menekan sejak awal, tetapi lini pertahanan Persijap yang dikomandoi Leonardo Lelis tetap kokoh. Beberapa kartu kuning harus dikeluarkan wasit kepada pemain PSPS akibat tingginya tensi di lapangan.

Gol tunggal yang membawa Persijap ke Liga 1 akhirnya tercipta pada menit ke-85 lewat aksi Leonardo Silva Lelis. Pemain asal Brasil berumur 31 tahun ini memanfaatkan peluang dari kemelut mati di area luar kotak pinalti dan menaklukkan kiper PSPS dengan tendangan tajam. Gol ini tidak hanya memastikan kemenangan, tetapi juga menjadi momen bersejarah bagi Jepara yang kembali ke kasta tertinggi sepak bola nasional.

BACA JUGA: Mas Wiwit-Gus Hajar dilantik, Berikut Harapan Ketua DPRD Jepara

Keberhasilan Persijap tidak lepas dari tangan dingin Widodo C. Putro. Pelatih berpengalaman ini mampu meramu strategi yang efektif untuk membawa timnya promosi. Mengalahkan PSPS, yang ditangani oleh pelatih kawakan Aji Santoso, menunjukkan bagaimana Widodo mampu mengoptimalkan potensi skuatnya dan memberikan kemenangan di momen krusial.

Sebagai tuan rumah dalam laga ini, Persijap mendapat keuntungan besar dengan hadirnya ribuan suporter yang memenuhi stadion. Meskipun harga tiket dinaikkan, antusiasme masyarakat Jepara tidak surut. Dukungan suporter menjadi energi tambahan bagi para pemain untuk tampil maksimal dan meraih kemenangan bersejarah ini. Terlebih tim Laskar Kalinyamat ini dikenal memiliki tiga ordo suporter fanatik, yaitu Barisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati), Jepara Tifosi Mania (Jetman), dan Curva Nord Syndicate (CNS).

Muh Khamdan

Kembalinya Persijap ke Liga 1 menjadi bukti bahwa Jepara tetap menjadi salah satu kota dengan tradisi sepak bola yang kuat. Sejarah mencatat, Jepara pernah menjuarai Piala Suratin, hal yang menunjukkan bahwa pembinaan sepak bola usia muda di kota ini sudah berjalan dengan baik sejak lama. Keberhasilan saat ini seharusnya menjadi momentum untuk membangun ekosistem sepak bola yang lebih kokoh.

Berkompetisi di Liga 1 jelas akan menjadi tantangan besar bagi Persijap. Kompetisi lebih ketat, lawan lebih kuat, dan tuntutan finansial lebih besar. Manajemen klub perlu menyiapkan strategi matang, baik dari sisi teknis, finansial, maupun pengembangan infrastruktur, agar Persijap tidak sekadar menjadi tim promosi yang langsung kembali terdegradasi.

BACA JUGA: Resmi Jadi Gubernur-Wakil Gubernur, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Siap Ngopeni Jateng

Untuk bisa bertahan di Liga 1 dan berkembang lebih jauh, Jepara perlu membangun ekosistem olahraga yang lebih baik. Ini mencakup pembinaan pemain muda, modernisasi fasilitas stadion, peningkatan daya saing klub, serta kerja sama dengan sponsor dan pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan Persijap sebagai klub profesional.

Keberhasilan Persijap bisa menjadi titik awal bagi Jepara untuk berkembang menjadi pusat industri olahraga nasional. Dengan potensi besar dalam sepak bola, daerah ini bisa mengembangkan sektor ekonomi kreatif berbasis olahraga, mulai dari merchandise klub, wisata olahraga, hingga akademi sepak bola yang menarik talenta dari seluruh Indonesia.

Lolosnya Persijap ke Liga 1 harus dilihat sebagai langkah awal dari perjalanan panjang menuju kejayaan. Dengan pengelolaan yang profesional, dukungan penuh dari suporter, dan sinergi antar klub, pemerintah, serta dunia usaha, Jepara bisa menjadikan sepak bola sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan daerah dan industri olahraga nasional.

Dengan semangat dan kebanggaan yang kembali menyala, Persijap Jepara kini menghadapi tantangan baru di Liga 1. Mampukah benar-benar bisa bertahan dan bahkan bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia? Hanya waktu yang akan menjawab. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa Laskar Kalinyamat telah kembali, dan siap untuk berjuang!

Muh Khamdan, Doktor Studi Agama dan Perdamaian UIN Jakarta, serta Analis Kebijakan Publik

Related posts

Model Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Tinggi Islam: Refleksi atas Kontribusi Dr. H. Sa’dullah Assa’idi

Terpaut dalam Jiwa Kurban: Menggugah Kesadaran Pengorbanan di Era Serba Instan

Makna Qurban dalam Membangun Karakter Umat dan Peradaban