Sejak 1881, Tradisi Dugderan Tandai Awal Ramadan

Tradisi Dugderan  digelar di MAJT Semarang

SEMARANG | GISTARA.COM – Pada akhir Sya’ban 1446 Hijriah, tradisi menyongsong Ramadan “Dugderan” digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (28/2/25). Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, mengawali tradisi yang telah lestari 144 tahun itu, dengan memukul bedug ijo Mangunsari, beriring dengan dentum meriam.

Pada momen tersebut, Sekda Jateng Sumarno berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja. Sementara Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti berperan sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum.

Tradisi yang telah ada sejak 1881 itu, bertujuan mengingatkan warga Kota Atlas khususnya, jika Ramadan telah di depan mata. Sesaat sebelum bunyi-bunyian “dug” dari bedug dan “der” dari meriam, dibacakanlah Suhuf Halaqah oleh Sekda Jateng, yang diterima dari Wali Kota Semarang.

BACA JUGA: Tingkatkan Aksesibilitas, Pemkab Jepara Targetkan Perbaikan 101 Kilometer Jalan dalam 100 Hari

Inti Suhuf Halaqah mewartakan, Ramadan telah dekat. Para umat Islam diminta mengisi bulan suci dengan beribadah, dan memperbanyak amal yang berguna bagi pribadi, serta masyarakat sekitar juga bangsa.

Sumarno menambahkan, tradisi Dugderan juga diharap membawa manfaat ekonomi bagi warga sekitar, melalui pemberdayaan UMKM.

“Harapannya, melalui momen ini, baik dari lokal Semarang, bahkan dari luar Jateng, bisa datang ke sini selama masa Dugderan, dan menjadi salah satu event wisata,” Pungkasnya. (KA/DJTG)

Related posts

Khidmat, Ponpes Babussalam Mulyoharjo Gelar Muwadda’ah Perdana dan Peresmian Gedung MAK

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah