BANDUNG BARAT | GISTARA.COM – Ini memang sebuah kejutan. Gebrakkan baru untuk sebuah tradisi yang akan terus dikembangkan. Ya, pada Ramadhan 1446 H/2025 Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Kabupaten Bandung Barat (PCNUKBB), mencoba formula baru mengisi bulan penuh rahmat tersebut dengan menggelar kegiatan yang diberi tajuk Rihlah Ramadhan – Pesantren Literasi.
Kegiatan ini berupa penampilan Nada dan Dakwah dari K.H. Ma’mur Saadie bersama grup musikalisasi puisi binaanya. Format ini sebelumnya telah digelar di beberapa acara Maulid Nabi Muhammad S.A.W, serta di acara Festival Literasi dan Bursa Buku Murah yang digelar di Balepare Kotabaru Parahyangan, Kabupaten bandung Barat pertengahan Maret 2025.
“Format dakwah yang menyejukkan, dengan iringan musik akustik dan lagu-lagu berupa musikalisasi dari puisi-puisi KH. Ma’mur Saadie. Penampilan tersebut banyak menarik perhatian para penonton, dan dinilai sebagai format dakwah berbalut sastra yang mengundang banyak imajinasi hadir dalam benak dan hati, sekaligus penuntun adab yang meditatif,” tutur Ketua PCNU KBB, K.H. Yusuf Abdul Qodir.
Format ini kemudian dihadirkan di Pondok Pesantren Riyadhul Huda, Cangkorah, Kab. Bandung Barat pada Jumat, 14 Maret 2025, serta di Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah pada Minggu 16 Maret 2025.
Acara tersebut juga menghadirkan penyair Gusjur Mahesa yang membacakan puisinya secara atraktif, dengan tema korupsi yang dibalut dengan suasana Ramadhan dan lebaran.
Hari kedua dilaksanakan di Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah pada Minggu 16 Maret 2025
Selain itu, dihadirkan pula pembahasan prosa khususnya cerpen lebaran, dari buku Kumpulan Cerpen Lebaran: Surat Cinta Langit terbitan Magma Insan Prima, oleh sastrawan Moh. Syarif Hidayat. Penghadiran cerpen tema lebaran ini, juga diharapkan akan menjadi sebuah tradisi untuk pengadaan bengkel kerja penulisan fiksi dan lomba cerpen bertema ramadhan dan lebaran di kalangan para santri.
Kegiatan yang digelar di Pondok Pesantren Darul Falah, Cihampelas, Kab. Bandung Barat pada Sabtu,15 Maret 2025 ini, juga menghadirkan bentuk seni pertunjukkan (performaing art) bertajuk Buku, Adab, dan Etika Santri oleh perupa Rudi St. Darma.
BACA JUGA: Ramadan Berkah, Polres Jepara Gelar Buka Puasa Bersama Anak Yatim dan Dhuafa hingga Bagikan Ratusan Takjil ke Masyarakat
Ramuan ini menjadi titik berangkat pergerakan literasi yang dikenalkan kepada para santri di masing-masing pontren tersebut, dan merupakan pengenalan salah satu bentuk literasi dasar itu, untuk meningkatkan pengetahuan literasi sejak dini.
“Sebagaimana diungkapkan Elizabeth Sulzby, literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa dan berkomunikasi. Dimana orang tersebut tidak hanya memiliki kemampuan membaca saja. Tetapi juga memiliki kemampuan menyimak, berbicara serta menulis. Kita berharap para santri yang tengah belajar agama, juga nantinya tergerak untuk mempunyai kemampuan litertif tersebut.
Di kalangan NU, banyak penyair lahir, seperti Acep Zamzam Noor, Ahmad Faisal Imron, Asep Salahudin, Mustofa Bisri, Ma’mur Saadie, Mathori A. Elwa, Moh. Syarif Hidayat, Fajar. M. Fitrah, serta cerpenis Joni Ariadinata dan Kuswaidi Syafiie, atau pun fikminer Ahmad Fawzi Imron, penulis biografi Iip D. Yahya, hingga novelis Fauz noor. Maka kegiatan ini, bisa dikatakan untuk menjadi bagian kaderisasi santri yang juga sastrawan, atau punya wawasan sastra, dan literasi secara umum,” jelas Eriyandi Budiman, Ketua Perkumpulan Bintang Nusantara yang membantu kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah ada santunan dari Mutif Corp. berupa pakaian untuk lebaran, serta bantuan buku untuk setiap pesantren dari beberapa donator dan penerbit buku,” tambah pak K.H. Aceng, Ketua Lazisnu PC NU KBB, yang selama satu bulan mempersiapkan acara tersebut bersama para anggota lainnya, termasuk Lesbumi, yang juga dibantu Wildan Awaludin, salah satu penggerak literasi di Kabupaten Bandung Barat, yang juga cukup aktif di GPMB KBB dan PCNU KBB.
“Dengan membawa tema ‘Santri Literatif, Pesantren Berdaya’, pergerakan ini berupaya untuk menjadikan pesantren memahami literasi secara substantif, dan mampu mewujudkan amalan dari ilmu yang didapatkan para santri secara ikhlas” jelas K.H. Aceng.
Gayung bersambut dari tiga pesantren yang mendukung kegiatan ini, tentu menjadi kabanggaan dan keharuan tersendiri bagi H. Aang Suryana, ketua LP Maarif sebagai Koordinator Acara.”Saya bersyukur kegiatan ini mendapat sambutan dan dukungan, sehingga tekad kami untuk menjadikan santri yang literatif dan pemberdayaan pesantren, dapat diwujudkan secara baik. Kami mohon do’a restu, agar acara ini dapat terus berkelanjutan,” ujarnya penuh semangat. (SA/EB)