Ilustrasi (foto: pngtree)
JEPARA | GISTARA. COM – Ramadan telah meninggalkan kita, kini kita bejumpa dengan Idulfitri. Idulfitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.
Idulfitri harus menjadi momen untuk melakukan muhasabah diri atau refleksi diri, meningkatkan ketakwaan, serta mempererat silaturahmi dengan sesama melalui saling memaafkan.
BACA JUGA: Aksi Solidaritas Korpri dan DWP Jepara Hasilkan 59 Kantong Darah
Saling memaafkan merupakan ajaran utama dalam Islam yang menekankan pentingnya membersihkan hati dari dendam dan kebencian. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)
Tradisi saling memaafkan saat Idulfitri menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Masyarakat Indonesia, mengenal budaya “halalbihalal”, di mana keluarga, sahabat, dan kolega saling meminta maaf dan memberi maaf, yang hal ini dapat mempererat tali silaturahim.
Memaafkan memiliki dampak positif baik secara individu maupun sosial, di antaranya: pertama, menjaga kesehatan mental. Melepaskan dendam dapat mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan batin.
Kedua, Membangun hubungan harmonis. Saling memaafkan memperkuat tali silaturahmi dan menghindarkan dari perpecahan.
Ketiga, Meneladani akhlak Rasulullah. Dengan memaafkan, kita mengamalkan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
Idulfitri bukan sekadar perayaan belaka, akan tetapi harus menjadi media untuk merefleksikan diri serta memperbaiki hubungan dengan sesama. Saling memaafkan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan.
Selamat memperingati Hari Raya Idulfitri 1446 H, mohon maaf lahir dan batin, semoga keberkahan dan kebahagian selalu menyertai kita. (KA)