Oleh: Siti Asripah, S.Pd.I
Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kurikulum nasional, memiliki peran strategis dalam pembentukan dasar intelektual dan moral siswa. Salah satu mata pelajaran yang sangat vital di tingkat MI adalah Bahasa Indonesia, karena berfungsi sebagai alat komunikasi, pembentukan karakter, dan sarana berpikir logis serta kritis.
Dalam konteks ini, guru Bahasa Indonesia di MI dituntut untuk memiliki kompetensi yang mumpuni agar mampu menyampaikan materi secara efektif. Oleh sebab itu, pelatihan dan pengembangan profesi guru menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Sebagaimana dikemukakan oleh Mukminan (2016), guru profesional adalah mereka yang secara terus-menerus mengembangkan diri melalui pelatihan yang relevan dan berkelanjutan.
Meningkatkan Kompetensi, Menyesuaikan Perubahan Kurikulum dan Teknologi
Pelatihan menjadi sarana strategis untuk memperkuat dua jenis kompetensi utama guru: pedagogik dan profesional. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kemampuan dalam mengelola pembelajaran siswa, sementara kompetensi profesional menyangkut penguasaan materi pelajaran. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kedua kompetensi ini wajib dimiliki oleh setiap guru profesional.
BACA JUGA: Ratu Kalinyamat: Perempuan Muslimah Anti Kolonialisme 1549-1579
Guru Bahasa Indonesia di MI harus mampu menyampaikan pelajaran yang tidak sekadar teoritis, namun juga aplikatif dan komunikatif, terutama dalam konteks pembelajaran literasi awal. Pelatihan yang terstruktur dapat memperkuat keterampilan guru dalam menyusun RPP, media ajar, serta teknik evaluasi berbasis kompetensi.
Seiring dengan kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan dan penyesuaian. Misalnya, dengan penerapan Kurikulum Merdeka, guru dituntut lebih fleksibel dalam memberikan pembelajaran berbasis proyek dan diferensiasi. Pelatihan berperan penting dalam memberikan pemahaman dan keterampilan baru dalam menerapkan pendekatan ini.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga menuntut guru untuk cakap digital. Guru Bahasa Indonesia yang menguasai TIK dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif menggunakan media digital, seperti video pembelajaran, kuis daring, dan aplikasi literasi.
Membangun Budaya Literasi, Etos Kerja dan Inovasi
Salah satu tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan literasi siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam menumbuhkan minat baca serta kemampuan menulis siswa sejak dini. Melalui pelatihan, guru akan memperoleh wawasan baru dalam menyusun modul literasi, metode pembacaan intensif dan ekstensif, serta praktik menulis kreatif.
Pengembangan profesi tidak hanya berkaitan dengan kemampuan mengajar, namun juga menyentuh aspek etika profesi dan tanggung jawab moral. Guru yang mengikuti pelatihan cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi dan kesadaran untuk terus meningkatkan diri. Hal ini akan berdampak langsung pada kualitas kerja dan keteladanan yang ditunjukkan di dalam kelas.
Inovasi dalam mengajar juga bisa tumbuh dari kegiatan pelatihan, seperti penggunaan metode cerita bergambar, drama mini, atau pembelajaran berbasis permainan (game-based learning), yang terbukti efektif untuk siswa usia sekolah dasar.
Pelatihan yang ideal juga dapat menjadi ruang bagi guru untuk membangun komunitas belajar (learning community). Dalam komunitas ini, guru dapat bertukar ide, pengalaman, dan solusi atas berbagai tantangan di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Senge (2006) bahwa pembelajaran kolektif mendorong inovasi dan pertumbuhan profesional yang berkelanjutan.
Pelatihan dan pengembangan profesi guru merupakan fondasi penting bagi peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah. Melalui pelatihan, guru dapat meningkatkan kompetensinya, mengikuti perkembangan kurikulum dan teknologi, serta menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran. Diperlukan dukungan dari pihak sekolah, pemerintah, dan lembaga pelatihan untuk memastikan kesinambungan pengembangan ini.
Siti Asripah, S.Pd.I, Guru Kelas pada Madrasah Ibtidaiyah Al Huda Gemring Lor Nalumsari Jepara.