Oleh: Khoirul Muslimin
Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., lahir di Jember pada 17 Januari 1956. Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok yang konsisten dan tekun dalam mendalami ilmu pengetahuan, terutama di bidang studi keislaman. Semangatnya menuntut ilmu membawanya menempuh pendidikan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dari jenjang sarjana (S-1) hingga doktoral (S-3) dalam bidang studi Al-Qur’an dan Hadis. Kepakarannya dalam disiplin ini menjadikannya salah satu rujukan penting dalam dunia akademik, khususnya dalam studi Islam di perguruan tinggi.
Sebagai doktor dalam bidang Islamic Studies, Sa’dullah menguasai keilmuan tersebut sebagaimana akademisi lainnya. Namun, yang membedakannya adalah kedalaman ilmu agamanya sebagai seorang kiai. Ia menguasai kitab-kitab kuning dan ilmu keislaman klasik seperti akidah, fikih, dan akhlak dengan sangat baik. Kombinasi keilmuan pesantren dan akademik ini menjadikannya sosok yang langka dan istimewa dalam khazanah intelektual Islam Indonesia.
Tidak berlebihan jika Sa’dullah dijuluki sebagai “intelektual kiai.” Ia merupakan prototipe akademisi yang tidak hanya menempuh jalur pendidikan tinggi formal, tetapi juga menapaki jalur pendidikan tradisional pesantren secara mendalam. Di antara pesantren tempat beliau menimba ilmu adalah Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Bahrul Ulum Tambakberas, dan Asy-Syafi’iyah Tebuireng.
BACA JUGA: Menyambut Kebahagiaan Idul Fitri, YBM PLN UIK Tanjung Jati B Bersinergi Dengan Komunitas Ketimbang Ngemis Berbagi Bingkisan Lebaran
Pendidikan formalnya dimulai di SDN Sawahan III Jember. Sejak kecil, ia sudah terbiasa belajar mengaji kepada ayahandanya, KH. Rohmatullah, setiap sore sepulang sekolah. Selain bersekolah di SD, ia juga menjadi santri di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang pada tahun 1970–1976. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan menengah di PGAN dan kemudian ke SMA Darul Ulum II.
Setelah lulus SMA, Sa’dullah melanjutkan pendidikan non formal di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas dan Pondok Pesantren Asy-Syafi’iyah Tebuireng pada tahun 1974–1976. Bekal keilmuan agama yang kuat serta ijazah formal membawanya ke bangku kuliah di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga dengan konsentrasi studi Al-Qur’an dan Hadis. Ia kemudian meneruskan pendidikan pascasarjana di Jurusan Akidah dan Filsafat hingga meraih gelar doktor dalam bidang Islamic Studies di institusi yang sama.
Tak hanya dalam bidang akademik, Sa’dullah juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ia tercatat sebagai kader aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selama masa studi. Aktivisme ini membentuk karakter sosialnya yang peka terhadap problematika umat.
Dalam kesehariannya, Sa’dullah dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, sederhana, dan bersahaja. Ia mampu menyesuaikan diri dalam berbagai lingkungan; fasih berbicara dengan bahasa ulama dan santri, namun juga tidak canggung berdiskusi dalam ruang-ruang akademik. Meski pernah menjabat sebagai Rektor Unisnu Jepara dua periode dia tetap menjauh dari kemewahan dan ambisi pribadi. Keikhlasan menjadi dasar perjuangannya dalam mengabdi kepada ilmu dan umat.
BACA JUGA: Polres Jepara Giatkan Patroli, Cegah Aksi Premanisme di Titik Rawan
Di masa muda, ia dikenal serius dan fokus dalam menuntut ilmu. Akan tetapi, di balik kesan serius tersebut, ia juga memiliki sisi lain sebagai pribadi yang humoris dan menyukai musik pop. Dunia pendidikan, menurutnya, adalah kanal utama untuk memperjuangkan kebebasan berpikir dan pencerahan masyarakat.
Dr. H. Sa’dullah Assa’idi wafat pada usia 69 tahun, tanggal 1 Juni 2025. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, khususnya bagi keluarga besar Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, tempat beliau mengabdi dan menginspirasi banyak orang. Ia tidak hanya dikenang sebagai akademisi dan kiai, tetapi juga sebagai teladan dalam keikhlasan, integritas, dan dedikasi terhadap pendidikan.
Warisan pemikiran, karya ilmiah, dan pengabdian beliau akan terus hidup dalam semangat para civitas akademika dan generasi penerus. Semoga amal bakti dan ilmu yang beliau wariskan menjadi jariyah yang abadi dan senantiasa dikenang sepanjang masa
Khoirul Muslimin, Wakil Dekan Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara dan Anggota Dewan Pendidikan Jawa Tengah