Sinergi Lintas Instansi, Refleksi Tujuh Tahun Badiklat Hukum Jateng

SEMARANG | GISTARA. COM – Udara cerah di Lapangan Badiklat Hukum Jawa Tengah disambut gegap gempita derap langkah dan tawa lepas para peserta olahraga bersama. Di tengah riuh semangat itu, Badiklat Hukum Jateng merayakan ulang tahun ketujuhnya dengan pendekatan berbeda. Bukan hanya seremoni, tetapi sinergi yang nyata lintas instansi dengan semangat kolektif membangun jejaring organisasi pembelajar, Rabu (11/6/25).

Mengusung tema “Bersatu Dalam Semangat, Bergerak Dalam Sehat”, peringatan kali ini menandai tonggak penting dalam perjalanan lembaga pelatihan hukum tersebut. Hadir dalam kegiatan itu jajaran pimpinan tinggi wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, mulai dari Heni Susila Wardoyo, Kepala Kanwil Kemenkum Jateng; Mardiyanto, Kakanwil Pemasyarakatan Jateng; hingga Is Edy Ekoputranto, Kakanwil Imigrasi Jateng.

Sejumlah mitra lintas sektoral turut memperkuat barisan kebersamaan. Hadir pula Syafii, Kepala Pusdiklat Manajemen Administrasi dan Moderasi Beragama Kementerian Agama, bersama M. Toha dari Balai Diklat Keagamaan Semarang. Delegasi dari Bapelkes Semarang, Kantor Imigrasi Semarang, dan Lapas Kelas I Semarang juga turut ambil bagian, lengkap dengan jajaran pegawai masing-masing instansi yang membaur dalam nuansa penuh kekeluargaan dan sinergi.

BACA JUGA: Polres Jepara Gelar Upacara Peringati Hari Lahir Pancasila Tahun 2025

Tak ketinggalan, perwakilan dari BRI Cabang Patimura Semarang dan pimpinan CBN Semarang menyumbang semangat kolaboratif dalam perayaan ini. Sebuah kehadiran yang membuktikan bahwa penguatan kapasitas SDM hukum tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus ditopang oleh ekosistem kolaboratif lintas sektor.

“Kami bersyukur atas partisipasi semua pihak yang hadir hari ini. Ini bukti bahwa Badiklat Hukum Jateng bukan berdiri sendiri, melainkan tumbuh bersama dengan mitra-mitra strategisnya,” ujar Rinto Gunawan Sitorus, Kepala Badiklat Hukum Jateng, di tengah suasana hangat penuh keakraban.

Dalam pidato singkatnya, Rinto menyebut bahwa sepanjang tujuh tahun berdiri, Badiklat Hukum Jateng telah mencetak 38.792 alumni yang tersebar di berbagai lini pelayanan hukum di Indonesia. “Mereka adalah duta-duta pembelajaran, dan keberhasilan mereka adalah cermin dari sinergi dan komitmen yang kita bangun bersama,” ucapnya.

Olahraga bersama pagi itu bukan sekadar ajang pelepas penat, tetapi menjadi representasi filosofi organisasi pembelajar: sehat jasmani, cerdas intelektual, matang emosi, dan luhur spiritual. Empat kecerdasan yang menurut Rinto sejalan dengan cita-cita astacita Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ideologi Pancasila dalam sendi birokrasi dan pendidikan hukum.

Kegiatan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh widyaiswara Badiklat Hukum Jateng, Muh Khamdan. Dalam suasana hening dan khidmat, para peserta memanjatkan harapan akan keberkahan, kekompakan, dan kelanjutan kiprah Badiklat Hukum Jateng sebagai kampus Pancasila di tengah tantangan zaman.

BACA JUGA: Tingkatkan Bauran EBT hingga 2034, PLN Siap Jalankan RUPTL Terhijau Sepanjang Sejarah

Tak hanya berolahraga dan bersilaturahmi, acara ini juga memuat dimensi kemanusiaan. Sebuah kegiatan bakti sosial digelar, di mana perwakilan Badiklat dan mitra memberikan paket sembako kepada anak-anak dan pengelola Panti Asuhan Safinatun Najah. Sentuhan solidaritas itu menegaskan bahwa semangat pembelajaran tak pernah lepas dari nurani sosial.

“Ini bukan sekadar ulang tahun,” kata Heni Susila Wardoyo di sela-sela kegiatan. “Tapi momentum refleksi bahwa pembelajaran itu adalah proses kolaboratif. Dan Badiklat Hukum Jateng telah menunjukkan bagaimana belajar bisa menjadi jembatan lintas lembaga, bahkan lintas nilai.”

Menurut Grindulu Machya sebagai delegasi dari BDK Semarang, kegiatan seperti ini bisa menjadi pola yang direplikasi di unit kerja lain. “Ini cara cerdas memperkuat sinergi, tanpa formalitas yang membatasi. Kita menjadi lebih manusiawi dan lebih produktif dalam hubungan kerja,” ujarnya.

Muh Khamdan selaku widyaiswara Badiklat Hukum Jateng menambahkan bahwa kehadiran lintas instansi juga menjadi arena saling memahami tugas dan tantangan satu sama lain. “Justru di momen rileks seperti ini, muncul ide-ide kolaboratif yang lebih cair dan inovatif,” kata Khamdan.

Bagi Khamdan, momentum ini menjadi penting dalam mendorong budaya sehat di lingkungan ASN. “Pola kerja sehat butuh ekosistem. Dan acara ini memperlihatkan bahwa sinergi antar lembaga adalah bagian dari strategi besar membentuk aparatur yang tangguh,” ucapnya.

Delegasi Lapas Kelas I Semarang dan Kantor Imigrasi Semarang juga memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang membangun komunikasi informal yang memperkuat kerja-kerja koordinatif. “Kita satu keluarga dalam layanan hukum, dan Badiklat menjadi simpul yang menyatukan banyak titik,” ujar seorang pegawai Lapas yang turut berolahraga.

Menjelang siang, lapangan depan Gedung A Badiklat masih ramai dengan senyum peserta yang saling berbagi cerita dan kontak. Tak ada sekat jabatan, yang ada hanya semangat bersama membangun birokrasi yang sehat dan pembelajar, sembari menikmati sajian sate dan gule khas Semarang.

Dengan format kolaboratif semacam ini, Badiklat Hukum Jawa Tengah tampak bukan hanya merayakan pertambahan usia, tetapi menegaskan ulang identitasnya sebagai simpul pembelajaran hukum yang terbuka, adaptif, dan membumi. Seperti disampaikan Rinto, “Tujuh tahun adalah awal. Sinergi adalah kekuatan kita menuju puluhan tahun berikutnya.” (KA)

Related posts

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah

Polda Jateng Sediakan Layanan Kesehatan Gratis, Targetnya Layani 4000 Pengemudi Ojol