SEMARANG | GISTARA.COM — Sebanyak 32 santri dari berbagai kota dan kabupaten se-Jawa Tengah resmi dikukuhkan sebagai pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Gerakan Santripreneur Nusantara (Geni Nusa) Jawa Tengah, Senin (23/6/2025), di Aula Gedung DPD Provinsi Jawa Tengah, Semarang. Pelantikan ini menjadi langkah strategis memperkuat peran santri dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah berbasis ekonomi kreatif dan ekosistem inovasi.
Prosesi pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Geni Nusa, Zikal Okta Syahtria, yang menegaskan pentingnya santri untuk tidak hanya menjadi penjaga moral bangsa, tetapi juga penggerak ekonomi masa depan. “Santri harus mengambil posisi sebagai lokomotif perubahan ekonomi daerah dengan daya kreasi dan inovasi yang khas,” ujar Zikal di hadapan lebih dari 100 hadirin.
Ketua DPW Geni Nusa Jawa Tengah, Muhammadun, dalam pidato pelantikannya menyampaikan bahwa pelantikan ini akan disusul dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang berfokus pada strategi kerja nyata para santripreneur. “Kita ingin santri hadir dalam arena produksi ekonomi yang sesungguhnya. Mulai dari produk kreatif, pemberdayaan UMKM pesantren, sampai masuk ke hilirisasi inovasi berbasis lokalitas,” ujarnya optimis.
BACA JUGA: Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama
Acara pelantikan disaksikan secara langsung oleh jajaran pemerintah Provinsi Jawa Tengah, termasuk Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pendidikan, dan Badan Kesbangpol. Sinergi antara Geni Nusa dan pemda dinilai menjadi elemen penting dalam menyukseskan program pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.
Di sela pelantikan, digelar pula workshop kewirausahaan bertema “Membangun Kemandirian Santri Menuju Era 5.0” yang dipandu oleh Nasrudin, salah satu ketua DPW Geni Nusa Jawa Tengah. Workshop ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, mulai dari praktisi industri kreatif, pemilik start-up berbasis pesantren, hingga akademisi dari perguruan tinggi Islam.
Salah Satu Narasumber, Kisbiyanto Wakil Rektor III UIN Sunan Kudus yang juga pembina DPW Geni Nusa Jawa Tengah juga menyampaikan kemandirian Santri
” Sepandai-pandainya kita, ada proses untuk memulai dan berproses kemana. Kita harus beradaptasi dengan globalisasi, dunia digital dan seluruhnya serba virtual. Pesantren banyak BLK. Dan bagaimana BLK itu berfungsi, yaitu menunjuk kemandirian Santri. ” Tutur Kisbiyanto
Disisi lain, Biro Media Kreatif dan IT DPW Geninusa Jawa Tengah, Dzulfikar, menyampaikan pentingnya Pelatihan Digital
” Kita data atau inventarisasi usaha dari pengurus DPW Geninusa Jawa Tengah ini, setelah itu kita tau potensi apa saja untuk bisa kita kembangkan, sehingga kita bisa mengadakan pelatihan digital ke pengurus khususnya dan ke Pesantren umumnya untuk kemandirian santri dan adaptasi santri di dunia serba digital ” Ucap Dzulfikar
Kegiatan ini turut dihadiri oleh aktivis mahasiswa dari kampus-kampus besar di Semarang dan sekitarnya seperti UIN Walisongo, UIN Sunan Kudus, Universitas Semarang (USM), dan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Kehadiran mereka menunjukkan dukungan moral sekaligus kolaborasi akademik lintas sektor yang digagas DPW Geni Nusa.
Sebagian Pengurus DPW Geni Nusa Jawa Tengah
Ketua Biro Hukum dan Kekayaan Intelektual DPW Geni Nusa Jawa Tengah, Muh Khamdan, menambahkan bahwa salah satu program unggulan adalah pendampingan dan advokasi hak kekayaan intelektual bagi para santri. “Baik hak intelektual pribadi maupun kolektif perlu segera dilindungi dan dikembangkan sebagai aset masa depan dalam menghadapi Industri 5.0,” ujarnya.
Menurut Khamdan, penting bagi para santri yang memiliki produk atau karya kreatif untuk memahami dan mengamankan hak paten, hak cipta, dan merek dagang. “Dalam kompetisi yang makin terbuka, perlindungan HKI adalah kunci keberlangsungan inovasi,” tegasnya.
Suasana acara berlangsung khidmat namun penuh semangat. Para peserta yang hadir mengenakan busana khas santri berwarna putih hijau berpadu dengan aksen budaya lokal, menggambarkan sinergi antara tradisi dan modernitas. Rangkaian acara dilanjutkan dengan pemaparan rencana kerja DPW, yang akan memprioritaskan pembangunan Santripreneur Hub di beberapa titik strategis di Jawa Tengah.
Rapat kerja wilayah yang digelar setelah pelantikan menghasilkan beberapa keputusan penting, termasuk pemetaan potensi produk unggulan pesantren, pelatihan literasi digital untuk santri, serta kerjasama dengan koperasi daerah dan lembaga keuangan syariah.
Pelantikan ini menandai langkah baru gerakan santri Indonesia dalam kancah pemberdayaan ekonomi. Santri tidak lagi hanya dikenal sebagai penjaga tradisi, tetapi juga sebagai inovator dan produsen nilai ekonomi. “Era 5.0 adalah era kreativitas dan kolaborasi. Dan kami, santri, siap jadi pelakunya,” ungkap Aristoni, salah satu pengurus yang baru dilantik dari Kabupaten Kudus.
Sementara itu, dalam sambutannya, Sekda Provinsi Jawa Tengah menyatakan dukungan penuh terhadap kiprah santri dalam pembangunan ekonomi daerah. “Pemerintah sangat terbuka untuk kolaborasi. Geni Nusa bisa menjadi mitra strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal,” ujarnya.
Pelantikan DPW Geni Nusa Jawa Tengah ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi babak baru dalam perjalanan panjang kemandirian ekonomi pesantren. Dengan semangat inovatif, para santri kini mulai menapaki jalan wirausaha yang tak hanya menjanjikan kesejahteraan, tapi juga marwah baru dalam panggung pembangunan nasional. (KA)