Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng Ajak CPNS Jadi Pioner Peradaban

Muh Khamdan Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng

SEMARANG  | GISTARA. COM – Aula Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Semarang tampak semarak, meskipun tanpa gegap gempita. Dari tanggal 10 hingga 30 Juni 2025, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari lingkungan Kantor Wilayah Imigrasi Jawa Tengah mengikuti rangkaian orientasi yang dikemas tak hanya formal, tetapi juga penuh makna.

Dalam momen ini, hadir seorang narasumber yang mencuri perhatian, Dr. Muh Khamdan, Widyaiswara dari Balai Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Hukum Jawa Tengah.

Kehadiran Khamdan bukan sekadar mengisi jadwal orientasi. Ia datang membawa semangat dan misi pembaruan. Dalam paparannya, ia menguraikan secara rinci nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang menjadi fondasi integritas bagi ASN era baru. Nilai-nilai tersebut adalah Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. “Bukan hanya jargon. BerAKHLAK bukan juga hafalan, tapi pedoman laku,” ucap Khamdan dengan tegas, membuka sesi yang berlangsung lebih dari dua jam.

BACA JUGA: Bupati Jepara Hadiri Talk Show Ratu Kalinyamat di Museum Bahari Jakarta

Sebanyak 19 CPNS dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Semarang, duduk menyimak dengan serius. Di antara mereka juga tampak para taruna tingkat empat dan enam dari Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) Kementerian Hukum yang tengah menjalani praktik kerja lapangan di lingkungan Rudenim. Interaksi menjadi inti sesi. “Kalau Anda tidak siap melayani publik dengan hati, maka lupakan menjadi ASN masa depan,” ujar Khamdan, memancing diskusi.

Hal yang paling ditekankan oleh Khamdan adalah bahwa ASN hari ini dituntut menjadi pionir peradaban, bukan sekadar pelaksana regulasi. Dengan lugas, ia mengaitkan nilai BerAKHLAK dengan nilai-nilai Pancasila. “Tanpa Pancasila, BerAKHLAK akan kehilangan ruhnya. Ini bukan sekadar nilai birokrasi, tapi nilai kebangsaan,” katanya sambil menunjuk pada bagian presentasinya bertajuk “ASN Robust 2030 Menuju ASN Kompetitif 2045.”

Kata “robust” menurutnya, bukan istilah kosmetik. “Kita harus membayangkan ASN yang adaptif, tech savvy, dan eco friendly menjadi tulang punggung Indonesia Emas 2045. Kalau tulang punggung ini rapuh, maka runtuhlah sistem pelayanan publik kita,” tegas Khamdan, disambut anggukan peserta. Diskusi kemudian berkembang ke tantangan era disrupsi, birokrasi digital, hingga pentingnya loyalitas bukan pada individu, melainkan pada sistem dan negara.

Tak hanya ceramah satu arah, Khamdan juga mengajak peserta membuat sejumlah studi kasus kode etik ASN. Salah satu peserta, Shafira yang berasal dari Klaten menanyakan, bagaimana sikap ASN jika diminta atasan untuk mengabaikan prosedur demi efisiensi dan efektivitas. “Kalau ASN tunduk pada atasan yang melanggar hukum, maka kita sedang mencederai publik,” jawab Khamdan, sembari menekankan pentingnya akuntabilitas dan keberanian moral.

BACA JUGA: Sambut Hari Bhayangkara Ke-79, Propam Polres Jepara Berbagi Bansos

Dalam suasana yang hangat dan reflektif, Khamdan mengajak peserta memetakan kembali peran mereka di masa depan. “ASN bukan hanya tentang rutinitas, tapi tentang kontribusi. Kita sedang bicara soal etos baru. ASN BerAKHLAK adalah pondasi menuju ASN Robust, dan ASN Robust adalah kunci menuju ASN Kompetitif 2045,” paparnya.

Orientasi ini, menurut Kepala Rudenim Semarang, menjadi penyegar nilai di tengah birokrasi yang kerap terjebak rutinitas. “Apa yang disampaikan dalam rangkaian orientasi di lingkungan imigrasi memberi napas baru. CPNS tak hanya memahami struktur, tapi juga jiwa dari tugas mereka,” ujarnya.

Beberapa taruna Poltekpin mengaku terkesan dengan cara penyampaian yang tak menggurui. “Kita jadi paham bahwa integritas itu bukan teori. Etika ASN sangat penting dan sering kali dilupakan,” kata taruna tingkat enam Poltekpin.

Di akhir sesi, Khamdan berpesan agar peserta tak cepat puas dengan capaian administratif. “Jadilah ASN yang tidak hanya lulus tes, tapi juga lulus hati dan nurani,” katanya dengan nada menutup. Para CPNS lalu berdiri memberi tepuk tangan. Bukan karena formalitas, tapi karena merasa telah disentuh gagasan yang membakar semangat.

Dengan kegiatan ini, Badiklat Hukum Jawa Tengah kembali meneguhkan perannya sebagai pilar pembinaan karakter ASN. Bagi CPNS muda yang tengah menapaki jalan panjang birokrasi, orientasi ini menjadi lebih dari sekadar agenda wajib, namun menjadi titik tolak menjadi pelayan publik sejati.

Dalam langkah membangun Indonesia Emas 2045, ASN harus menjadi garda depan pelayanan, bukan bayang-bayang kekuasaan. Dan dari Aula Rudenim Semarang, semangat itu mulai menyala kembali. Menyusuri lorong-lorong integritas, menuju birokrasi yang tak sekadar berfungsi, tapi juga bermakna. (KA)

Related posts

Bekali Soft Skill pada Calon Wisudawan, LPPI Unisnu Jepara Gelar Learning and Career Day 2025

Pelantikan DPW Geni Nusa Jawa Tengah, Langkah Baru Gerakan Santri dalam  Pemberdayaan Ekonomi.

MI Islamiyah Suwawal 02 Gelar Akhirussanah dan Pelepasan Siswa Kelas 6, Catatkan Berbagai Prestasi Siswa