JEPARA | GISTARA. COM – Tahun baru Islam 1447 Hijriyah menjadi momen istimewa bagi umat Islam karena pada momen tersebut kaum muslimin larut dalam kekhusyukan spiritual melalui ritual dan doa- doa, untuk menyemai harapan baru pada tahun baru yang akan datang. Ritual dimulai pada hari Kamis, 26 Juni 2025 hari terakhir tahun 1446 H. dengan mengadakan khataman Qur’an, Istighotsah, dan doa akhir tahun sebagai penutup.
Setelah jamaah sholat maghrib selesai dilanjutkan dengan doa awal tahun 1447 H. menancapkan optimisme, harapan baru, dan keberkahan yang akan mengiringi selama tahun baru.
BACA JUGA: Inovasi dan Konsistensi Kawal Keandalan Pembangkit 24/7, PLN UIK Tanjung Jati B Hadirkan Listrik untuk Rakyat
Hal demikian inilah yang dilakukan oleh Ranting NU Petekeyan beserta banomnya dalam menyambut tahun baru 1447 H. Kamis pagi Panitia Gebyar Tahun Baru Ranting NU Petekeyan yang dipimpin oleh H. Maslim menyelenggarakan haul massal dengan agenda khataman Qur’an yang diikuti oleh anggota Jamiyyah Qurro Wal Huffadh ( JQH) Petekeyan. Menjelang maghrib dan bakda maghrib menggelar doa bersama, dan malam puncak menyelenggarakan Pengajian Umum dan Santunan Yatama- dhuafa.
H. Subekhan, Ketua Ranting NU Petekeyan menuturkan bahwa santunan yang diberikan kepada yatama adalah gabungan dari 3 kali tarikan donasi yang dihimpun oleh Sahabat Lazisnu melalui koin NU peduli setiap Jumat Wage ditambah dana yang dihimpun dari warga secara serentak melalui haul massal. Ada sebagian masyarakat yang menambah santunan secara pribadi sehingga jumlah yang diterima anak-anak yatim lumayan banyak.
” Donasi yang panjenengan salurkan setiap bulan lewat koin NU peduli sebagian prosentasinya kami sisihkan untuk santunan Yatama melalui rekening di KSU Nafa Takaful sehingga setiap selapanan rekening anak-anak yatim selalu terisi. Inilah shodaqah panjenengan,” tutur H. Subekhan.
Santunan yatama dan dhuafa
Petinggi Petekeyan Rohman mengajak komponen masyarakat untuk peduli kepada yatama bukan hanya pada momen tahun baru, tetapi juga pada hari- hari biasa, utamanya kelangsungan pendidikannya.
” Jangan sampai ada anak yang putus sekolah, Ranting NU Petekeyan tadi bilang sudah kerjasama dengan Yapi Nahdlatul Fata. Sekolahkan saja ke Yapi Nahdlatul Fata biar desa kita syiar dan mengurangi beaya pendidikan, ” jelas Petinggi Petekeyan.
Malam puncak Gebyar Tahun Baru 1447 H. dihadiri sejumlah tokoh antara lain Rois Syuriyah PRNU Petekeyan, K. Azza Ainul Aziz beserta KH. Imron, jajaran Tanfidziyah beserta Pimpinan Badan Otonom NU, IPNU-IPPNU, Ansor- Banser, Fatayat, Muslimat, Petinggi desa Petekeyan, BPD, Takmir Masjid, pengasuh musholla, anak-anak yatim, dan warga NU yang memadati tempat kegiatan.
BACA JUGA: Audiensi Aturan ODOL, Polres dan Dishub Jepara Sepakati Ini
Bertindak sebagai pembicara K. Muhammad Wahyudi, Finalis AKSI Indosiar 2025. Dengan gayanya yang kocak Ustadz Wahyudi berhasil menyampaikan pesan- pesan keagamaan secara lugas dan mudah dipahami.
Ustadz Muhammad Wahyudi memberi Tips agar kaum muslimin dicintai Allah Swt.
” Ada tiga amalan yang sangat dicintai Allah Swt. yaitu sholat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah, ” tandas Ustadz Wahyudi.
Oleh karena itu, kalau ingin dicintai Allah salah satunya kaum muslimin harus menggunakan harta yang dititipkan untuk kegiatan sosial keagamaan seperti santunan Yatama dan dhuafa, berinfaq untuk kebajikan, dan sebagainya. ( Sub/KA)