SEMARANG | GISTARA. COM – Widyaiswara Balai Diklat (Badiklat) Hukum Jawa Tengah, Dr. Muh Khamdan, menegaskan pentingnya pembudayaan literasi digital sebagai bagian integral dari kesadaran bela negara dan penguatan kedaulatan nasional, khususnya di sektor komunikasi digital. Penegasan ini disampaikan dalam sesi pembelajaran daring Pelatihan Dasar (Latsar) Angkatan 5 dan 6 Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi),(10/7/2025).
Dalam pelatihan yang berlangsung sepanjang hari itu, Dr. Khamdan mengingatkan bahwa ruang digital bukanlah ruang hampa nilai. “Literasi digital harus dipahami sebagai kompetensi strategis warga negara dalam menjaga integritas informasi, keselamatan ruang digital, hingga pembentukan opini publik yang sehat,” ujarnya saat membuka sesi diskusi tematik.
Pelatihan yang diikuti 40 peserta dari unit-unit eselon utama Komdigi dan Balai Monitor (Balmon) dari berbagai daerah, seperti Jambi, Surabaya, Denpasar, Manado, Merauke, dan Jayapura, ini menggali isu-isu kontemporer seputar tantangan dan peluang dalam komunikasi digital. Diskusi terbagi dalam delapan kelompok dengan fokus bahasan mulai dari hoaks, keamanan data pribadi, hingga keselamatan digital bagi anak.
BACA JUGA: Inovasi dan Konsistensi Kawal Keandalan Pembangkit 24/7, PLN UIK Tanjung Jati B Hadirkan Listrik untuk Rakyat
Menurut Khamdan, era digital menuntut warga negara tidak hanya cakap teknologi, tapi juga memiliki integritas informasi. “Literasi digital adalah sumbu kesadaran digital yang dapat membentengi generasi muda dari pelintiran kebencian, propaganda, hingga serangan siber yang mengancam kedaulatan bangsa,” tegasnya.
Sepanjang pelatihan, para peserta diajak membedah sejumlah studi kasus aktual dalam bentuk video dan laporan berita. Dari kasus penipuan daring, sebaran konten pornografi, hingga serangan digital bertarget pada lembaga negara. Konten-konten tersebut menjadi titik pijak diskusi untuk menyusun strategi komunikasi digital yang sehat dan edukatif.
“Pemutaran video kasus nyata bertujuan memantik empati digital dan kesadaran kritis peserta. Di era algoritma, kita tak bisa hanya pasif menyimak. Kita harus menjadi aktor aktif yang membanjiri ruang digital dengan konten positif,” ujar Khamdan dalam sesi refleksi siang hari.
BACA JUGA: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Bupati Jepara Serahkan 17 Unit Alsintan
Tak hanya mengedepankan aspek teknis, pelatihan ini juga menyoroti dimensi etik dalam bermedia digital. Kesadaran bahwa ruang digital adalah representasi dari ruang publik menuntut tanggung jawab kolektif untuk menjaga keberadaban komunikasi di ranah siber.
Salah satu kelompok peserta mengangkat isu keselamatan digital anak sebagai isu mendesak. Dalam paparan mereka, algoritma media sosial dan konten tidak ramah anak menjadi ancaman serius bagi tumbuh kembang generasi penerus bangsa. “Solusinya, kampanye interaktif digital parenting dan pembatasan konten berbasis usia”. Ujar Willa Excel Reputri, peserta dari Balmon Denpasar.
Khamdan juga menekankan bahwa kedaulatan siber adalah bagian tak terpisahkan dari kedaulatan negara. Ia mencontohkan bagaimana negara-negara besar telah menjadikan literasi digital sebagai bagian dari strategi pertahanan nasional mereka. “Kita tidak bisa terus menjadi konsumen pasif di medan informasi global,” ujarnya.
BACA JUGA: Keren ! Sat Samapta Polres Jepara Raih Juara Pertama Lomba Kesiapan Tim Raimas Paradigma Baru Fungsi Samapta Tingkat Ekswil Pati
Pelatihan ini menghasilkan sejumlah rencana aksi strategis dari para peserta. Tiap kelompok berkomitmen menciptakan konten edukatif untuk media sosial resmi instansi masing-masing, termasuk kampanye “Internet Sehat dan Berdaulat” yang akan diluncurkan secara serempak bulan depan.
Kolaborasi antara Komdigi dan Badiklat Hukum Jawa Tengah ini diharapkan menjadi model pelatihan literasi digital berbasis bela negara yang bisa direplikasi di kementerian/lembaga lain. “Literasi digital bukan semata soal skill, tetapi juga karakter dan komitmen kebangsaan,” ujar Seratia Gelary, salah satu peserta dari Balmon Merauke.
Penekanan pada aspek bela negara dalam konteks ruang siber menjadi pesan utama dari pelatihan ini. Dr. Muh Khamdan mengajak peserta untuk membangun narasi kebangsaan di tengah banjir informasi global. “Kita perlu membanjiri ruang digital dengan konten kebajikan. Ini bukan sekadar tugas negara, ini panggilan warga negara,” pungkasnya.
Seiring dengan itu, seluruh peserta menyatakan komitmennya untuk membangun ekosistem digital yang sehat, ramah anak, bebas hoaks, dan mendukung pembangunan nasional berkelanjutan. Sebuah upaya nyata mengaktualisasikan bela negara dalam dimensi baru: ruang digital.(KA)