JEPARA | GISTARA. COM – Bukan sekadar ruang akademik. Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menjelma oase spiritual di tengah padatnya aktivitas kampus. Setiap Senin dan Kamis, kampus ini menghadirkan sentuhan keagamaan. Menyegarkan jiwa. Kultum dosen menjadi ikhtiar penguatan religiusitas. Dikemas hangat, ringan, sarat makna.
Khoirul Muslimin, Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara, mendapat kesempatan menyampaikan kultum pada sesi Senin siang setelah sholat Dhuhur. Dalam kultum yang disampaikannya menggunakan bahasa Arab tersebut, Khoirul mengangkat tema reflektif berjudul “Tiga Jalan Menetralkan Kegelisahan”. Ia mengambil pemikiran filsuf Jerman, Arthur Schopenhauer, sebagai rujukan utama, kemudian memadukannya dengan sudut pandang keislaman secara mendalam.
Meskipun berasal dari pemikiran filsafat Barat, jika kita perhatikan lebih dalam, ketiga cara ini sebenarnya sangat sejalan dengan nilai-nilai Islam,” tuturnya saat kultum yang berlangsung khidmat, (14/7/2025) di Masjid Ar-Robbaniyyin Kampus Unisnu Jepara.
BACA JUGA: APBD Perubahan 2025 Disetujui, Bupati Jepara: Terus Bergerak Menuju Terwujudnya Jepara Mulus
Ia menyampaikan bahwa ada tiga jalan untuk menetralisir kegelisahan hati yakni jalan estetik, jalan etik, dan jalan asketis.
Jalan pertama, ungkap Khoirul, Muslimin adalah jalan estetik yakni menenangkan jiwa melalui keindahan. Dalam penjelasannya, ia mengungkap bahwa ekspresi kreatif seperti melukis, menulis, mendesain, hingga mendengarkan music dapat menjadi sarana yang ampuh untuk meredakan stres.
“Kegiatan ini bisa menjadi sarana ekspresi yang positif. Bahkan dalam Islam, seni dikenal sebagai media kontemplatif yang dapat membawa seseorang lebih dekat pada keindahan ciptaan Allah swt,” jelasnya.
Selanjutnya adalah jalan etik, yang berarti menenangkan batin melalui perbuatan baik. Khoirul mencontohkan, kebaikan bisa diwujudkan dari hal sederhana seperti menyingkirkan duri di jalan atau berbagi sedekah.
“Dengan membantu orang lain, sejatinya kita sedang menolong diri kita sendiri untuk menjadi lebih bahagia dan tenteram,” ungkapnya.
Adapun jalan ketiga, yang disebut sebagai jalan asketis, adalah jalan spiritual. Menurutnya, ketenangan paling dalam dan abadi berasal dari hubungan yang kuat dengan Allah SWT melalui shalat khusyuk, dzikir, serta tadabbur Al-Qur’an.
“Inilah yang dilakukan para sufi dan ulama untuk meraih kedamaian batin yang hakiki,” tandasnya menutup kultum dengan nada reflektif.
Program kultum Unisnu Jepara ini bukan hanya menjadi sarana dakwah, tetapi juga membangun ruang keagamaan yang hidup di lingkungan kampus. Selain kultum tematik pada hari Senin, setiap hari Kamis juga digelar kajian kitab Risalah Ahlissunnah wal Jama’ah oleh Abdul Wahab, Wakil Rektor bidang kemahasiswaan, alumni, kewirausahaan, dan penerapan Islam Aswaja an-Nahdliyyah bagian dari melengkapi ikhtiar spiritual mahasiswa dan sivitas akademika.
Dengan pendekatan yang konsisten, Unisnu Jepara menunjukkan bahwa kampus bukan sekadar tempat menimba ilmu dunia, tetapi juga wadah pembinaan jiwa dan karakter Islami yang utuh. Sebuah upaya senyap yang memberi dampak besar. (KA)