Hindun Anisah bersama Menko Pemberdayaan Masyarakat dan para penguji
BOGOR | GISTARA. COM –Anggota DPR RI Fraksi PKB, Hindun Anisah, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat memuaskan dari Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia. Sidang Terbuka Promosi Doktor digelar di Kabupaten Bogor, Senin (18/8/2025).
Bunda Hindun sapaan akrab Hindun Anisah meneliti gerakan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang berupaya mendekonstruksi tafsir keagamaan bias gender dan mendiskreditkan peran ulama perempuan.
“Penelitian ini berusaha mengurai benang merah pemikiran ulama perempuan dalam KUPI, menyoroti karakteristik, model, corak, serta pandangan keagamaan dan gerakan sosialnya yang transformatif,” ujar Bunda Hindun
BACA JUGA: Hindun Anisah Pantau Penyaluran Beras, Pastikan Bantuan Pangan Tepat Sasaran
KUPI dinilai sebagai tonggak penting sejarah ulama perempuan di tanah air. Untuk pertama kalinya, ulama perempuan berhimpun mengeluarkan fatwa.
KUPI pertama kali digelar pada 2017 dan berlanjut pada 2022, melibatkan ulama, akademisi, dan aktivis perempuan dari dalam maupun luar negeri.
Pengasuh Ponpes Hasyim Asy’ari Jepara, menjelaskan KUPI menegaskan posisinya sebagai gerakan intelektual dan sosial yang kritis terhadap pemahaman keagamaan, namun tetap berpijak pada tradisi pesantren.
“Gerakan ini strategis karena menyuarakan isu-isu kemanusiaan yang selama ini dianggap domain laki-laki. Ulama perempuan melalui KUPI berupaya menuliskan sejarah mereka sendiri dan menghadirkan pemahaman Islam yang berkeadilan gender,” jelas legislator asal Jepara tersebut.
Bunda Hindun menyampaikan Disertasinya
Bunda Hindun menilai, Meski keberadaan ulama perempuan semakin diakui, akan tetapi tantangan tetap ada, seperti dari minimnya jumlah hingga resistensi sebagian masyarakat. “Sebagian masyarakat masih sulit menerima perempuan sebagai pemegang otoritas keagamaan. Namun kontribusi mereka bagi umat sangat nyata,” tegasnya.
Disertasi Bunda Hindun menggunakan pendekatan historis untuk memahami dinamika keberadaan ulama perempuan masa kini, dengan mengkaji jejak gerakan sejak era Nabi dan sahabat, abad pertengahan, kolonialisme, hingga era kemerdekaan dan modern.
Ia menelaah dokumen, fatwa, arsip, serta melakukan wawancara dengan tokoh kunci KUPI seperti Hj. Masruchah dan Dr. Nur Rofi’ah.
“Lebih dari sekadar karya akademik, disertasi ini adalah bentuk penghargaan atas perjuangan ulama perempuan yang tanpa henti mengupayakan masyarakat yang lebih setara dan bermartabat, sesuai nilai Islam rahmatan lil ‘alamin,” ungkapnya.
BACA JUGA: Gus Nung Apresiasi Sikap Tegas Bupati Jepara
Sidang terbuka ini dihadiri Dr. Muhaimin Iskandar (Menko Pemberdayaan Masyarakat) Dr. Abdul Halim Iskandar (Mantan Mendes, Anggota DPR-RI, Ketua Bidang Eksekutif dan Legislatif DPP PKB), Hj. Rustini Muhaimin Iskandar (Dewan Pembina Perempuan Bangsa), Dr. Jazilul Fawaid (Ketua Fraksi PKB DPR-RI), Dr. Nihayatul Wafiroh (Ketua DPP Perempuan Bangsa PKB), KH Saifullah Ma’sum (Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB), Dr. Maman Imanul Haq (DPR RI), Gus Rivqy Abdul Halim(DPR RI), Daniel Johan (DPR RI), Siti Mukarromah (DPR RI), Ratna Juwita (DPR RI), Imas Aan Ubudiyah (DPR RI), Indrajaya (DPR RI), Hilman Mufidi (DPR RI). KH. Hilmy Muhammad (Anggota DPD RI), Anas Urbaningrum (Ketua PKN)
Hadir juga dalam Majelis tersebut, Bu Nyai Masriyah Amva Cirebon, Bu Nyai Badriyah Fayumi Pondok Gede, dan Bu Nyai Kuni Zakiyah Pasuruan.
Dukungan dari keluarga, hadir KH. Nuruddin Amin (Gus Nung) suami Bunda Hindun beserta kelima putranya turut hadir dalam ujian terbuka tersebut, untuk memberikan dukungan moril dan spiritual. (KA)