JEPARA | GISTARA.COM – Pascasarjana Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara (Unisnu Jepara) terus memperluas jejaring akademiknya melalui kegiatan Visiting Lecturers dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Perlis Branch, Malaysia di Unisnu Jepara.
Berkolaborasi dengan UPT Layanan Internasional Unisnu Jepara, menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Building a Global Islamic Future through Education, Law, Communication, and Design”, Kamis (21/8/2025), di Ruang Seminar Pascasarjana.
FGD ini menghadirkan dua narasumber dari Perlis Branch, Malaysia, yakni Dr. Noraini Ismail dan Dr. Ummi Syarah Ismail. Hadir pula Direktur Pascasarjana UNISNU Jepara, Prof. Dr. H. Subaidi, M.Pd., para Dekan dan Kepala Lembaga di lingkungan Unisnu Jepara, Kepala UPT Layanan Internasional Aprilia Riyana Putri, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam Dr. Sukarman, M.Pd., serta para dosen Pascasarjana Unisnu Jepara.
BACA JUGA: Tembus Fortune Global 500, PLN Terus Perkuat Daya Saing di Kancah Dunia
Dalam sambutannya, Prof. Subaidi menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum akademik ini. “Unisnu Jepara dan UiTM memiliki kesamaan budaya, yakni menjunjung nilai Ahlussunnah wal Jama’ah-tawazun, tasamuh, tawasuth, dan ta’awun. Kesamaan ini perlu dirajut untuk memperkuat dan membesarkan kedua perguruan tinggi,” ungkapnya penuh optimisme.
Dalam sesi pemaparan, Dr. Noraini Ismail menekankan pentingnya personalitas beragama sebagai cerminan akidah, akhlak, ibadah, dan perilaku berlandaskan ajaran Islam.
Menurutnya, personalitas seorang Muslim tidak hanya tampak pada aspek lahiriah, tetapi juga pada batiniah yang terukur melalui iman, Islam, dan ihsan.
Ia juga memperkenalkan modul “Pembinaan Personaliti ad-Din” sebagai panduan mentoring kerohanian di perguruan tinggi, dengan tujuan membentuk generasi Muslim berakhlak mulia dan berdaya saing.
BACA JUGA: Tumbuhkan Kepedulian Sosial, Bupati Jepara Dukung PPS Baznas Jepara 2025
Sementara itu, Dr. Ummi Syarah Ismail menyoroti kedudukan bahasa Arab yang istimewa sejak era Kesultanan Melaka hingga kini, baik sebagai bahasa Al-Qur’an maupun penyumbang besar dalam perbendaharaan kata bahasa Melayu.
Ia mengungkapkan bahwa pembelajaran bahasa Arab di Malaysia masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan kosa kata, kekeliruan tatabahasa, hingga kesulitan membangun struktur ayat.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang inovatif-mulai dari metode komunikatif, kolaboratif, hingga pemanfaatan media digital interaktif dan penerapan biah Arabiyyah-agar penguasaan bahasa Arab di kalangan pelajar semakin optimal.
Dalam sesi diskusi, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam menyampaikan pandangannya terkait penguatan keilmuan di bidang Kepemimpinan Pendidikan Islam, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, serta strategi membangun transformasi pendidikan Islam yang menjadi bagian penting dari pengembangan manajemen pendidikan.
Kegiatan FGD ini diharapkan tidak hanya memperkuat jejaring internasional Pascasarjana Unisnu Jepara, tetapi juga menghadirkan inspirasi baru dalam pengembangan keilmuan, pendidikan, hukum, komunikasi, dan desain berbasis nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. (KA/ZK)