Kapitalisme dan Ketimpangan Global, UNISNU Jepara Angkat Isu Ekonomi Islam di Mimbar Kultum

JEPARA | GISTARA.COM — Suasana Masjid Ar-Robbaniyyin Kampus UNISNU Jepara pada Senin siang (1/9/2025) terasa lebih khidmat dari biasanya. Usai shalat dhuhur, para jamaah tampak antusias mengikuti kultum yang dibawakan oleh Edy Susilo, M.Ek., Ketua Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara. Dengan penyampaian berbahasa Inggris yang lugas, Edy mengulas secara mendalam perbedaan antara sistem Ekonomi Islam dan kapitalisme yang selama ini membentuk wajah perekonomian dunia.

Kegiatan kultum yang rutin digelar setiap Senin dan Kamis ini menjadi salah satu upaya kampus untuk menghadirkan atmosfer pendidikan tinggi yang berwawasan internasional. Tak hanya disampaikan dalam bahasa Indonesia, kultum di Masjid Ar-Robbaniyyin menggunakan bahasa Arab dan Inggris, memberi pengalaman akademik sekaligus spiritual yang lebih luas bagi sivitas akademika.

Edy menjelaskan bahwa Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, mengintegrasikan nilai etika, keadilan sosial, serta tanggung jawab keuangan.

BACA JUGA: PB PMII Serukan Gerakan Damai, Junjung Tinggi Moralitas dan Utamakan Persatuan

“Prinsip-prinsip utama dalam ekonomi Islam meliputi larangan riba, penghindaran transaksi spekulatif, redistribusi kekayaan melalui zakat, dan investasi dengan berbagi risiko,” ujarnya di hadapan jamaah. saat Kultum di Masjid Ar-Robbaniyyin Masjid Kampus Unisnu Jepara, Senin (1/9/25).

Ia juga menambahkan, berbeda dengan Ekonomi Islam yang berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan bersama, kapitalisme justru menekankan kebebasan individu, persaingan pasar, dan akumulasi kekayaan melalui perusahaan swasta.

“Data terbaru menunjukkan 1% penduduk terkaya dunia memiliki sekitar 47,5% dari total kekayaan global, sementara hampir 40% orang dewasa hanya memiliki kurang dari 1% kekayaan,” terang Edy

Menurutnya, dampak kesenjangan ini nyata terlihat, dengan lebih dari 733 juta orang di seluruh dunia hidup dalam kondisi kekurangan kalori di bawah sistem ekonomi kapitalis.

Melalui kultum ini, Edy berharap dosen, mahasiswa dan masyarakat semakin memahami pentingnya menerapkan nilai-nilai Islam dalam bidang ekonomi demi terciptanya kesejahteraan yang berkeadilan. (AD)

Related posts

Festival To’dok Telok Kemujan : Tradisi Islami Lintas Suku yang Menginspirasi

Bupati Jepara Lakukan Rotasi 95 Pejabat Eselon III dan IV , Ini Pesannya

Perkuatan Akses Wisata Mancanegara, Kantor Imigrasi Pati Akan Buka Layanan di Karimunjawa