JEPARA | GISTARA.COM – Desa Sumanding, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, kini menjadi episentrum inovasi pertanian dan peternakan berkat program pengabdian kepada masyarakat yang intensif dari dosen Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara.
Melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tim dosen multidisiplin melakukan pendampingan komprehensif untuk memberdayakan kelompok tani di Desa Sumanding.
BACA JUGA: Lewat TATAH, IFEX, hingga INDEX Dubai 2026, Bupati Jepara: Buka Jejaring Pasar Baru dan Tarik Investor ke Jepara
Tim yang diketuai oleh Dr. A. Khoirul Anam, dengan anggota Dr. Miftah Arifin, Dr. Anna Widiastuti, serta melibatkan ahli pertanian dari UNWAHAS Semarang, Dewi Hastuti, S.Pt., MP., fokus pada dua mitra utama, Kelompok Tani Taruna Tani Mapan dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Bhakti, Desa Sumanding.
Pendampingan Pengolahan Pakan Ternak dan Hidroponik Melon
Program untuk Kelompok Tani Taruna Tani Mapan menyasar dua masalah sekaligus: melimpahnya limbah pertanian dan kelangkaan pakan. Sebanyak 80% warga Sumanding, atau 218 peternak sapi dan 190 peternak kambing, sering kesulitan mendapatkan pakan di musim kemarau.
BACA JUGA: Dedikasi Jelang Hari Pelanggan Nasional, YBM PLN UIK Tanjung Jati B Salurkan Santunan
“Kami memanfaatkan potensi limbah jagung yang mencapai 100 ton per 4 bulan dan limbah kulit kopi 30 ton per tahun. Melalui pendampingan, limbah ini diolah menjadi Silase pakan ternak bernilai ekonomi menggunakan mesin pencacah dan pencampur pakan ternak hasil diseminasi teknologi tepat guna,” jelas Dr. Khoirul Anam pada gistara, (19/9/25).
Tim Unisnu Jepara melakukan pendampingan pengolahan kopi
Di sisi lain, untuk meningkatkan diversifikasi produk, tim juga mengembangkan pertanian melon hidroponik. Program ini merupakan kelanjutan kesuksesan budidaya Selada hidroponik tahun sebelumnya, yang telah direplikasi oleh enam desa di sekitar Sumanding.
Intervensi berupa pembangunan greenhouse khusus melon diharapkan dapat menciptakan produk unggulan baru yang memiliki nilai jual tinggi.
Pendampingan Inovasi untuk LMDH Wana Bhakti, Kopi Naik Kelas
Pendampingan untuk LMDH Wana Bhakti lebih komprehensif, mencakup tiga kegiatan inti yang saling terkait untuk mengangkat potensi kopi desa setempat yang mencapai 50 ton basah per tahun.
Pertama, pendampingan diversifikasi pengolahan kopi. Tim melakukan diseminasi Teknologi Tepat Guna (TTG) mesin Pulper yang mampu meningkatkan efisiensi pengupasan kopi hingga 50 kali lipat dibanding cara manual. Tidak hanya itu, petani juga didampingi untuk mengolah kopi dalam berbagai varian premium seperti Wine, Honey, Fullwash, dan Natural kualitas grade A, yang langsung berdampak pada peningkatan harga jual.
Kedua, pendampingan proses pengeringan hasil pertanian. Untuk mengatasi masalah petani yang terpaksa menjual hasil panen basah dengan harga murah, tim memberikan mesin Bed Dryer. Alat ini dapat mengeringkan kopi, jagung (50 ton/tahun), dan padi (80 ton/tahun) dengan cepat.
BACA JUGA: Bupati Jepara: Perbaikan Gedung DPRD Jepara Gunakan Anggaran Pusat
Mesin ini tidak hanya melayani masyarakat Desa Sumanding, tetapi juga enam desa tetangga dalam radius 30 km yang belum memiliki fasilitas pengering.
Tim UNISNU Jepara bersama petani melon
Ketiga, pembuatan rumah persemaian kopi unggul. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk sustainability perkebunan kopi. Rumah persemaian ini berfungsi sebagai tempat isolasi pembenihan klon unggul dan okulasi benih, yang ditargetkan dapat menghasilkan 10.000 bibit kopi unggul per musim untuk memenuhi kebutuhan petani di lereng Gunung Muria.
“Program ini tidak sekadar memberi bantuan, tetapi menciptakan ekosistem kemandirian dan nilai tambah. Dari hulu dengan penyediaan bibit unggul, prosesing yang efisien dan berkualitas, hingga hilir dengan diversifikasi produk. Dampaknya langsung terasa pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani,” jelas Dr. Miftah Arifin, salah satu anggota tim.
Program pengabdian UNISNU Jepara ini menjadi contoh nyata bagaimana tri dharma perguruan tinggi dapat menyentuh akar rumput, mengubah tantangan menjadi peluang, dan mendorong terwujudnya kemandirian desa yang berkelanjutan.
Sebagai informasi, UNISNU Jepara merupakan perguruan tinggi yang konsisten dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan keislaman dan kebangsaan, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan masyarakat melalui berbagai program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.(KA)