ASN KUA Karimunjawa Hadirkan Booklet Digital Bimbingan Perkawinan, Inovasi Bimbingan Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng

SEMARANG | GISTARA.COM – Suasana penuh semangat terasa di ruang seminar daring yang digelar pada Senin, 13 Oktober 2025, sejak pukul 08.00 WIB. Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang, Kementerian Agama, menghadirkan Dr. Muh Khamdan, widyaiswara Badiklat Hukum Jawa Tengah yang menjadi coach bagi sepuluh ASN muda Kementerian Agama dalam seminar rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS. Momen ini menjadi ruang lahirnya ide-ide segar dari para calon aparatur negara muda yang bertekad mewujudkan nilai inti ASN BerAKHLAK, berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Dengan penuh antusias, Dr. Khamdan membimbing para peserta yang terdiri dari guru madrasah dan penyuluh agama agar mampu merumuskan rancangan aktualisasi yang tidak hanya normatif, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. “ASN muda harus menjadi motor perubahan. Inovasi bukan sekadar ide, tapi wujud kepedulian terhadap problem riil di lapangan,” tegasnya. Coaching yang dilakukan berjalan interaktif, menghadirkan semangat belajar kolaboratif khas model corporate university yang kini menjadi arah pengembangan kompetensi ASN.

Salah satu gagasan menarik datang dari Nurul Fitriyah, ASN muda asal KUA Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Dalam seminar tersebut, ia mempresentasikan inovasi bertajuk BIKA BUNTAL (Bimbingan Perkawinan dengan Booklet Digital), sebuah pendekatan digital dalam bimbingan calon pengantin. Program ini lahir dari keprihatinan terhadap keterbatasan akses masyarakat pulau terhadap layanan pembinaan pra-nikah yang selama ini masih bersifat konvensional.

BACA JUGA: Wujud Kepedulian, Kapolres Jepara Jenguk Anggota yang Sakit

Lewat BIKA BUNTAL, Nurul ingin memastikan bahwa pasangan muda di Karimunjawa bisa tetap mendapatkan materi bimbingan perkawinan secara menarik, interaktif, dan mudah diakses kapan saja melalui booklet digital. Inovasi ini, kata Nurul, “bukan hanya memudahkan calon pengantin, tetapi juga membantu penyuluh agama mengelola materi secara sistematis dan terukur.” Kepala KUA Karimunjawa, Tri Haryono, yang turut mendampingi secara daring, menyebut inovasi ini sebagai terobosan penting bagi pelayanan KUA di wilayah kepulauan yang jarak tempuhnya sangat berjauhan.

“Karimunjawa memiliki tantangan geografis, namun bukan berarti kreativitas ASN di sini terhalang. Justru dengan digitalisasi seperti BIKA BUNTAL, pelayanan bimbingan perkawinan menjadi lebih efisien dan inklusif,” ujar Tri Haryono mengapresiasi. Ia menambahkan, model digital ini dapat menjadi role model nasional bagi KUA-KUA di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Tak kalah inspiratif, Velly Amalia, guru muda MTsN 4 Rembang asal Srobyong Mlonggo, mengusung ide SMARTWAY (Student’s Motivation and Responsiveness Through Technology-Wayground). Melalui program ini, ia menggabungkan pendekatan permainan digital dan kecerdasan artifisial (AI) untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika di madrasah. “Banyak siswa menganggap matematika momok. Dengan SMARTWAY, kami ubah pembelajaran jadi tantangan yang menyenangkan,” ujarnya penuh semangat.

Velly memanfaatkan platform Wordwall dan media interaktif berbasis AI untuk membuat kuis, simulasi, serta permainan edukatif. Strategi ini terbukti meningkatkan partisipasi dan daya tangkap siswa terhadap konsep-konsep matematika. Bagi Dr. Khamdan, ide seperti ini menunjukkan bahwa ASN muda mampu menjadi digital transformer di bidang pendidikan madrasah. “Guru madrasah kini tidak hanya pengajar, tetapi juga inovator teknologi pembelajaran,” katanya.

Dr. Khamdan menilai bahwa dua inovasi berupa BIKA BUNTAL di Karimunjawa dan SMARTWAY di Rembang, adalah bukti konkret sinergi lintas bidang antara penyuluh agama dan guru madrasah yang visioner. “Mereka telah menanamkan nilai BerAKHLAK dengan tindakan nyata. Ada keberpihakan pada masyarakat, kolaborasi lintas unit, serta adaptasi dengan teknologi,” ungkapnya.

Seminar rancangan aktualisasi ini tidak sekadar forum akademik, tetapi juga laboratorium ide ASN muda Indonesia. Dari Karimunjawa yang terpencil hingga Rembang yang sibuk dengan pembelajaran digital, para peserta membuktikan bahwa inovasi bisa tumbuh di mana saja, selama ada kemauan untuk belajar dan beradaptasi. Coaching oleh Dr. Muh Khamdan menjadi katalis penting dalam menghubungkan semangat muda ASN dengan kebijakan strategis Kementerian Hukum dalam pengembangan kompetensi aparatur negara.

Kegiatan yang berlangsung dengan suasana penuh inspirasi ini menutup hari dengan refleksi bersama. Sepuluh ASN muda Kemenag menandatangani komitmen untuk mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam proyek aktualisasi masing-masing. Dari Karimunjawa hingga Rembang, gelombang perubahan ASN muda terus berdenyut. Seperti diungkapkan Dr. Khamdan, “Inovasi tidak lahir dari ruang nyaman, tetapi dari keberanian untuk berbuat nyata.” Dan hari itu, keberanian itu lahir di tangan-tangan ASN muda Indonesia. (AD)

Related posts

Polda Jateng Luncurkan SOP Sekolah Aman, Nyaman, dan Ramah Anak di Lingkungan Yayasan Kemala Bhayangkari

Kapolda Jateng Sebut Audit Kinerja Bukan Sekedar Pemeriksaan, Tapi Upaya Perbaikan Institusi Polri

Gelar Workshop Perdana, KPU Apresiasi Kiprah Aktif Perisai Demokrasi Bangsa