Ngurip-Ngurip Tradisi, Ranting NU Suwawal Istiqomah Gelar Lailatul Ijtima’ 

Kyai Asrofi membaca kitab dalam Lailatul Ijtima’ Ranting NU Suwawal

 JEPARA | GISTARA. COM  — Suasana malam Senin (13/10/2025) terasa hangat di Musholla Al Falah, RT 5 RW 1 Desa Suwawal.  Para jamaah berkumpul dalam kegiatan Pengajian Lailatul Ijtima’ yang diselenggarakan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Suwawal. Tradisi keagamaan ini menjadi ruang silaturahmi, penguatan spiritual, sekaligus sarana mempererat ukhuwah warga.

Acara dimulai dengan tahlil yang dipimpin oleh Kyai Mudoffar, diikuti lantunan doa dan dzikir bersama para jamaah.
H. Mintono, selaku pengurus Musholla Al Falah, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh warga dan jamaah yang turut mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Mohon maaf atas segala kekurangan, mari kita terus mengaji bersama para kyai untuk menambah ilmu dan keberkahan,” ujarnya.

BACA JUGA: Wakil Bupati Jepara Wanti-Wanti Kualitas Layanan Gizi di Setiap SPPG

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah Ranting NU Suwawal, Kyai Saroni, M.Pd.I, menjelaskan bahwa Lailatul Ijtima’ merupakan kegiatan rutin yang digelar secara bergilir dari musholla ke musholla, dari RW ke RW.

“Ini bagian dari ngurip-ngurip NU, menjaga semangat jamaah, dan mensyiarkan Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah,” tuturnya.

Bagian inti pengajian  lailatul Ijtima’ adalah Ngaji Kitab Sullamut Taufiq yang disampaikan oleh  oleh Kyai Asrofi Musoffikin, selaku Rois Syuriah NU Ranting Suwawal.

Kyai Asrofi membacakan bab tentang maksiat telinga. Ia menjelaskan setiap anggota badan berpotensi untuk melakukan kemaksiatan, sebagaimana halnya telinga.

Ia menjelaskan, diantara maksiat kuping yaitu mendengarkan jagongane kelompok (kaum) yang sifatnya rahasia, mendengarkan suling (mismal) yang menimbulkan suara merdu, mendengarkan suara kendang (tomburu) dan semisalnya, mendengarkan orang yang sedang ghibah (ngrasani), juga mendengarkan adu-adu.

“Maksiat kuping ini berat, maka Jika kita tidak mampu meninggalkan 100 persen, minimal kita ikhtiari menguranginya,” ajaknya.

BACA JUGA: Bupati Jepara: Perbaikan Gedung DPRD Jepara Gunakan Anggaran Pusat

Kyai Asrofi juga mengingatkan, agar umat Islam menjauhi kebiasaan ghibah (ngrasani), mendengarkan gosip, atau hal-hal yang tidak bermanfaat.

“Ngrasani uwong iku kaya geni mangan klaras — cepat habis pahalanya,” ujarnya dengan perumpamaan yang mengena.

Selain warga setempat, kegiatan ini juga dihadiri oleh Pengurus NU Ranting Suwawal, Ansor dan Banser, serta Petinggi Desa Suwawal, Arif Maksum, S.Pd. Mereka tampak berbaur akrab, menunjukkan semangat kebersamaan antara tokoh agama, pemuda, dan masyarakat.

Lailatul Ijtima’ malam itu bukan sekadar pengajian rutin. Ia menjadi penanda bahwa tradisi keilmuan dan silaturahmi di tengah masyarakat masih hidup dan tumbuh subur. Dari musholla kecil di Suwawal, semangat untuk ngurip-ngurip NU terus berdenyut, menebarkan cahaya kebaikan hingga ke pelosok desa. (KA)

Related posts

Polres Jepara Gelar Pengamanan Arus Lalin pada Operasi Zebra Candi 2025

Pastikan Fisik Prima Saat Ops Zebra Candi 2025, Subsatgas Dokkes Polres Jepara Berikan Layanan Kesehatan

Gebyok Jadi Unggulan Nalumsari