JEPARA | GISTARA.COM – Dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional, MWC NU Tahunan (17/10/2025) menggelar acara Ziarah Muassis di makam KH. Muhammad Badri Abdul Hadi, Rois Syuriyah pertama MWC NU Tahunan setelah ada pemekaran dengan MWC NU Kota Jepara.
Bertempat di Makam Ngancar Jokosari Ngabul Jepara, kegiatan Ziarah Muassis dihadiri Rois Syuriyah MWC NU Tahunan, KH. Ali Masykur beserta jajarannya, Ketua Tanfidziyah KH. Misbahuddin beserta jajarannya, Para Pimpinan Banom NU MWC dan Pengurus Ranting se- MWC NU Tahunan. Adapun agenda kegiatan meliputi Tahlil dan doa yang dipimpin Kiai Mukari dan KH. Ali Masykur, Sambutan Ketua Tanfidziyah MWC NU Tahunan, KH. Misbahuddin, dan paparan Biografi KH. Muhammad Badri Abdul Hadi oleh Kiai Abdullah Badri salah satu putra KH. Muhammad Badri Abdul Hadi.
Menurut H. Misbahuddin Kegiatan Ziarah Muassis telah dilaksanakan secara rutin saat ada kegiatan Hari Santri Nasional. Namun pesertanya hanya melibatkan Pengurus MWC saja. Pada momen Ziarah Muassis tahun ini Panitia HSN MWC melibatkan seluruh Pengurus MWC beserta Banomnya dan Pengurus Ranting. H. Misbahuddin berharap Ziarah Muassis ini menjadi wasilah menyambung silaturahmi ‘ruhan wajasadan’ dengan para tokoh pendiri MWC NU Tahunan dan keluarganya.
BACA JUGA: Negara Hadir, Pemerintah Targetkan 1.285 Desa Terang di 2025
Kiai Abdullah Badri yang didaulat menyampaikan biografi KH. Muhammad Badri Abdul Hadi menggambarkan Kiai Badri panggilan akrabnya sebagai sosok sederhana, ahli fiqh, penyabar, wara’, cinta ilmu, bisa menahan malu. Bukti cintanya pada ilmu beliau tunjukkan dengan semangat belajar di Ponpes Pondowan Tayu Pati di bawah asuhan KH. Muhammadun meskipun usianya telah mencapai 30 tahun.
Ziarah Muassis di makam KH. Muhammad Badri Abdul Hadi, Rois Syuriyah pertama MWC NU Tahunan
Beberapa Pondok Pesantren pernah beliau sambangi untuk mengikuti posonan, antara lain Pondok KH. Arwani Amin Kudus, Pondok Kaliwungu KH. Dimyati Rois, Pondok Sarang KH. Abdurrohim, Pondok Cepiring Kendal, Pondok Lirboyo, dan Pondok Balekambang. Beliau tidak malu belajar dengan orang yang lebih muda usianya bila dianggap mampu dan senang bila ada orang yang datang ke rumahnya untuk meminta fatwa hukum fiqh.
” Jalan hidup bapak adalah kuat ‘ngempet’ ( menahan). Ngempet isin, ngempet miskin, ngempet dipaido wong. Bapak sangat galak ( keras) menerapkan fiqih untuk keluarganya, ” tutur Abdullah Badri.
Untuk mengetahui sosok KH. Muhammad Badri Abdul Hadi, sang putra Abdullah Badri telah menuangkan kisah hidup KH. Muhammad Badri Abdul Hadi dalam Kitab ” Manakibul Badriyah” yang disusun dalam ratusan baris syair berbahasa Arab.
Setelah Ziarah Muassis rangkaian kegiatan HSN MWC NU Tahunan berikutnya menurut Nurul Muttaqin, Ketua Panitia HSN MWC Tahunan adalah Khotmil Qur’an Bilghoib, Haul Massal dan Penghimpunan Donasi Pembangunan Rumah Sakit milik NU Anugerah Sehat, Istighotsah yang dipusatkan di Gedung MWC NU Tahunan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025 pukul 20. 00 yang melibatkan Pengurus MWC dan Ranting beserta banom- banomnya dan Apel Hari Santri Nasional yang akan digelar pada tanggal 22 Oktober 2025 di Yayasan Pendidikan Islam Zumrotul Wildan Ngabul. (AD/Sub)