UNGARAN | GISTARA.com – Lantunan ayat suci alquran menggema di salah satu ruang kelas SD Negeri (SDN) Sugihan 03, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Puluhan pelajar didampingi guru tampak khusyuk dan khidmat melangitkan doa bagi para penyintas gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) kemarin. Tak sedikit dari mereka meneteskan air mata terbawa dalam suasana.
Salah satunya adalah Mitha Aryani (13), siswi kelas VI. Ia mengaku sedih karena musibah tersebut merenggut banyak korban jiwa terutama anak-anak yang seusia dengannya.
“Sedih rasanya. Semoga semua mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ucapnya saat ditemui usai doa bersama, Selasa (22/11/2022).
Menurut penuturan Kepala SDN Sugihan 03 Septina Ika Kadarsih, doa bersama itu dilakukan sebagai wujud kepedulian dan rasa empati terhadap penyintas gempa Cianjur. Sekaligus sebagai latihan mengasah kepekaan sosial anak didiknya terhadap musibah yang terjadi.
BACA JUGA: Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Semarang Tinggi, Didominasi ‘Kecelakaan’
“Kami turut berdukacita atas terjadinya bencana gempa. Kami mendoakan seluruh masyarakat yang terdampak dan menjadi korban agar diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi cobaan ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga meminta agar pemerintah segera memberikan pelayanan terbaik bagi warga Cianjur dan sekitarnya. Terutama penyembuhan dan trauma healing pasca terjadinya gempa.
“Semoga siswa-siswi kami terpupuk rasa pedulinya seperti profil pelajar Pancasila tentang gotong royong,” bebernya.
Seperti diketahui, gempa bumi dengan magnitudo M5,6 dengan kedalaman 10 kilometer melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pada pukul 13:21 WIB.
Akibat gempa itu, sebanyak 162 orang dilaporkan meninggal dunia dan mayoritas adalah anak-anak. Disebutkan pula ada 326 warga luka-luka dan 13.784 orang mengungsi yang tersebar 14 titik pengungsian. Sementara kerusakan bangunan dengan skala 60-100 persen mencapai 2.345 unit. (Arief/ Gistara)