JEPARA | GISTARA.COM – Pada 6 Juni 2023 mendatang, umat Buddha se-Karisidenan Pati rayakan hari Tri Suci Waisak 2567 TB/2023M. Pada kesempatan itu, bakal dimeriahkan dengan Kentrung Buddhis dan Tenun Troso.
Perayaan haru Tri Suci Waisak yang diselenggarakan di Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara direncanakan dengan beragam kesenian. Di antaranya aksi donor darah dan kentrung buddhis.
Hal tersebut, disampaikan Ketua Panitia Acara, Franky Supriyanto. Donor darah sebagai bentuk nilai kebersamaan, sementar kentrung buddhis merupakan simbol kesenian agar berlangsung dengan khidmat.
Tidak berhenti di situ, Franky juga akan menghadirkan tenun troso dalam perayaan hari Tri Suci Waisak. Tujuannya supaya menonjolkan ciri khas Jepara dengan nuansa seni tradisional. Sehingga, terjadi akulturasi antara perayaan agama dan seni.
“Persiapan kami sudah matang untuk semua susunan acara, semua sudah kami persiapkan, seluruh umat juga sudah siap untuk pelaksanaan Tri Suci Waisak nanti tanggal 6 Juni,” papar Franky kepada Redaksi, Senin (29/5/23) pagi.
Pembahasan itu, ia sampaikan di Ruang Command Center Sekretariat Daerah (Setda) Jepara. Antara Persatuan Umat Buddha Kabupaten Jepara dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengku senang dan menyambut baik rencana Persatuan Umat Buddha Kabupaten Jepara. Menurutnya, segala langkah akan diupayakan demi kemajuan Jepara.
“Prinsip kami mendukung perayaan Tri Suci Waisak ini dan kami akan membantu sesuai dengan kemampuan kami,” ujar Edy.
Sementara itu, Camat Donorojo, Setyo Adhi Widodo mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah unsur termasuk Petinggi Desa Blingoh. Sehingga, tidak hanya unsur pemerintah dan Buddha saja, melainkan organisasi lain bakal mensupport kegiatan.
Pihaknya memperkirakan, pada acara Tri Suci Waisak bakal dipenuhi 5.000 umat Buddha dari penjuru negeri. Sehingga, ia menghimbau untuk menggunakan kendaraan besar, supaya ketersediaan parkir dapat mengakomodasi.
“Jamaahnya bakal banyak sekali. Kami dari Pemerintah Kecamatan menyarankan, agar jamaah dari luar kota supaya menggunakan kendaraan besar. Karena ketersediaan parkir juga terbatas,” pungkas Setyo Adhi. (Okom/sochib)