JEPARA | GISTARA.COM – Perkembangan zaman dinilai riskan mendistorsi perilaku mahasiswa supaya jauh dari kemewahan -idealisme. Berangkat dari hal itu, Politisi PDI Perjuangan Jepara, Ahmad Rifai mengaku pegang teguh Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sebagai prinsip hidup.
NDP dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kata Kang Kocang (sapaan akrabnya), menjadikan seseorang berperilaku ideal versi ahlussunah wal jamaah (Aswaja). Dipertemukan dengan permasalahan, jalan itulah yang ia ambil sebagai landasan bersikap.
“Pendekatan aswaja ihwal NDP PMII ini, patut dijadikan pegangan hidup. Tidak akan lari jauh-jauh, karena prinsip ini menghantarkan seseorang kepada pilihan yang pas dan ideal,” papar alumnus kampus Jepara tahun 1998 ini, Rabu (12/7/23).
Diketahui, NDP PMII dengan menggunakan pendekatan Aswaja, maknanya adalah, pertama at-tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan.
Kedua, at-tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil ‘aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari al-Qur’an dan Hadits).
Kemudian yang ketiga, al-i’tidal atau tegak lurus. Bersikap adil, kata dia, mesti lurus tanpa pandang bulu. Terakhir atau yang keempat, tasamuh -toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama.
Sebagai seorang politisi, Kang Kocang mengingatkan kepada kader PMII se-Indonesia supaya berpegang teguh dengan NDP. Karena, tanpanya seseorang akan brutal bahkan sampai kehilangan arah.
“Jadikan NDP sebagai prinsip. Kita pegang dengan kuat. Sebagai benteng di tengah maraknya inovasi yang beresiko mendistorsi gerakan supaya meredup. Sehingga, jika menjadi seorang ahli ekonomi, tetaplah berpihak pada rakyat,” jelasnya.
Selain NDP, pihaknya mengaku masih berpegang teguh dengan paradigma ‘Arus Balik Masyarakat Pinggiran’. Bagi dia, apapun yang tidak sesuai dengan amanah reformasi, solusinya ekstra parlementer -aksi.
“Yang diperoleh dari PMII begitu banyak sekali. Salah satunya keteguhan mental. Termasuk, jika hari ini pemerintah tidak menjalankan spirit reformasi seperti kebebasan berpendapat malah dibungkam, maka hanya ada satu kata, lawan,” pungkas dia. (Okom/Sochib)