JEPARA | GISTARA – Salah satu industri olahan ikan di Jepara, Wafiq Food kedepankan kualitas pada barang produksinya. Mulai dari rasa, penyajian maupun packaging diperhatikan secara serius.
Usut punya usut, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berlokasi di Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan ini, aktif di dunia olahan ikan sejak tahun 2010. Sampai kini, terus mengalami inovasi di setiap aspek.
“Kita selalu mengevaluasi di sektor rasa, penyajian, dan packaging, ketika dirasa belum maksimal, akan kami benahi secepatnya,” papar pemilik Wafiq Food, Amiruddin kepada Gistara, Kamis (19/10/23).
Wafiq Food, kata dia, terus meriset bagaimana perkembangan kepuasan konsumen terhadap produk. Tujuannya, sebagai antisipasi ketidakpuasan menyebarluas ke konsumen yang lain.
BACA JUGA : Sukseskan Pemilu 2024, PW IKA PMII Jateng Gelar Deklarasi Kebangsaan, Ini Isinya
Berangkat dari hal itu, perjalanan Wafiq Food selama 13 tahun ini terus mengalami perkembangan, sedikit demi sedikit. Dari yang semula hanya di tukang sayur Jepara, kini merambah hingga pusat Ibukota.
Produk yang dikirimkan (jual) pun bervariatif, mulai dari otak-otak, bandeng presto, dimsum (bermacam jenis), siomay udang, bakso ikan, pempek ikan, ekado, kanirol dan masih banyak lagi.
“Rerata sekitar 3.000 sampai 4.000 ekor yang dijual tiap bulan. Tidak hanya satu produk, tapi varian,” terang Amiruddin yang juga seorang Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Nahdlatul Ulama (NU) Jepara.
Pedagang yang juga seorang kyai ini, tidak sembarangan dalam produksi olahan ikan ini. Ia belajar kepada keluarganya yang berada di Kabupaten Kendal. Setelah dirasa cukup, baru kemudian dikembangkan di Jepara.
“Belajarnya di Kendal, Jepara pemasarannya, bahan baku masih dari Kedung Mutih Kabupaten Demak. Alhamdulillah, sampai sekarang diterima oleh masyarakat secara luas,” pungkasnya.
(Okom/KA)