JEPARA | GISTARA. COM – Setiap memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim timur ke musim barat di awal bulan November, seluruh perairan Karimunjawa mengalami pasang surut maksimal (Jawa : segoro asat) diwaktu siang hari.
Oleh masyarakat Desa Kemujan dan Desa Karimunjawa, fenomena ini di manfaatkan untuk mencari thothok, di area ekosistem padang lamum, yang terhampar luas di daerah Terusan.
Terusan adalah selat yang memisahkan pulau kemujan dengan pulau karimunjawa.
“Kegiatan mencari thothok saat masuk pancaroba ini, dilakukan dari generasi ke generasi. tidak hanya warga dari dusun Gonipah, yang notabene wilayah terusan, tapi masyarakat dari Dusun Mrican dan Batulawang, bahkan dari Dusun Cikmas dan Nyamplungan di Desa Karimunjawa, juga datang untuk memcari thothok, hasilnya digunakan untuk lauk pauk atau dijual sebagai kuliner” tutur Moh Sofi’i, penggagas Festival Thothok Terusan.
Oleh komunitas pecinta budaya dan tradisi pemuda Desa Kemujan aktifitas ini kemudian dikemas menjadi sebuah festival.
BACA JUGA : Minim Produksi, Harga Komoditas Pangan Terus Naik
Rangkaian kegiatannya, diawali dengan berziarah ke Makam Sayid Abdullah Sunan Gon Kluwak, pada malam Jumat tanggal 2 November 2023.
Pagi hari Minggu 4 November 2023, dilanjutkan dengan acara lomba mencari tothok. Acara di buka oleh Mustakim selaku Kamituwo Dusun Gonipah.
Peserta lomba sedang mencari thothok
Diawali dengan selamatan oleh seluruh peserta yang mendaftar. uniknya selamatan ini dilakukan di pertigaan yang menjadi titik kumpul dengan membawa nasi bentel (nasi yg dibungkus daun).
Sebanyak 77 orang ambil bagian sebagai peserta, bahkan terlihat ada wisatawan asing yang ikut meramaikan acara lomba ini. Lomba dimulai dari pukul 8:00 s.d 12:00
Terkumpul sebanyak 450 kg kerang/ thothok laut dari genus anadara spesies thothok cowek, thothok joget dan thothok jembut.
BACA JUGA : Santri Wajib Ambil Peran di Berbagai Bidang dan Cakap Teknologi
Keluar sebagai juara pertama, dengan timbangan terberat adalah Jumaroh dari dukuh Cikmas sebanyak 19,50 kg. Juara kedua Toryati dari dukuh Gonipah sebanyak 19,45 kg, dan Tukini dari dukuh Cikmas sebanyak 17, 60 kg.
Ketiganya memperoleh hadiah uamg tunai dari panitia, masing-masing Rp 700.000 untuk juara 1, 500.000 untuk Juara 2, dan Rp.300.000 untuk juara 3.
Panitia juga menyediakan 120 bingkisan untuk seluruh peserta, sedangkan penonton mendapatkan kupon untuk mendapatkan doorprize menarik.
“Tahun depan insaAllah kegiatan ini akan kita helat lagi, sehingga menjadi kegitan rutin tahunan. cangkakang kerang dari thothok yg selama ini jadi sampah akan kita olah, menjadi souvenir atau ornamen, dengan pendampingan dari tenaga ahli dibidang kreatifitas, juga daging thothok bisa kita nikmati, di bagikan gratis kepada wisatawan dan seluruh warga sambil menikmati pentas seni budaya. semua bermuara pada pelestarian budaya tradisi dan memajukan wisata. Semoga ada lembaga berkenan menyokong kami kedepannya.” kata Asaripul Pata selaku ketua panitia.
Pendanaan acara ini di suport oleh Kelompok Tani Hutan Pamoja, Pawon Nyamplungan, Kemujan Dive centre, BTN KJ, Lumbung Resort, PBWK Karimunjawa, Angga dua putra, Paguyuban Aegoro, Albazok, dan donatur perorangan pecinta budaya.
(MS/KA)