JEPARA | GISTARA.COM – Perayaan malam Natal di Kabupaten Jepara berlangsung kondusif. Pasalnya, toleransi antar umat agama telah menjadi budaya, bukan sekadar formalitas sewaktu ceremonial.
Hal tersebut, disampaikan Romo Andre dari Gereja Katolik Stella Maris Jepara, sewaktu mempersiapkan Hari Raya Natal 25 Desember 2023 mendatang. Menurutnya, toleransi di Jepara sudah kuat dan mengakar.
“Semua welcome, toleransi di Jepara tidak hanya pas Idul Fitri, Waisak, Paskah, atau Nyepi. Melainkan sudah merasuk di bumi Jepara, termasuk masyarakatnya,” papar Romo Andre kepada Gistara, Minggu (24/12/23).
BACA JUGA : KASN : 69 % Pj Kepala Daerah Tidak Mematuhi Ketentuan Netralitas
Adapun, perayaan Natal yang bertemakan ‘Berjaga Menyambut Raja Damai’, kata dia, menerima kepada segenap umat beragama untuk berkunjung ke gereja jika berkenan. Sebab, tujuan Natal ini, yaitu menciptakan damai.
Bagi dia, penerimaan itu sebagai interpretasi bahwa hubungan antar umat beragama di Kabupaten Jepara tidak ada sekat. Sehingga, agenda silaturrahmi dalam merajut tali kerukunan kian kuat.
BACA JUGA : BBPOM di Semarang Take Down 120 Toko Online Penjual Pangan Ilegal
“Kami telah mempersiapkan selama empat Minggu sebelum Natal dimulai. Koordinasi dengan kepolisian setempat juga sudah. Seperti Advent, yakni berjaga-jagalah agar perayaan Natal dipastikan damai,” jelas dia.
Sementara itu, perayaan Natal kali ini akan menghadirkan kreatifitas berupa kandang serta hiasan apel guna mengingat kelahiran Yesus Kristus. Juga sebagai pengingat kondisi perpolitikan waktu itu.
“Perpolitikan Timur Tengah kian panas, semoga dengan pengingat kelahiran Yesus jadi penyebab Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti berjalan lancar, damai, dan sentosa tanpa ada konflik apapun,” pungkasnya.
(Okom/KA)