JEPARA | GISTARA.COM – Beredar kabar sejumlah pesantren di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) semakin sepi santri, karena tergerus zaman. Lantas membuat Kementerian Agama (Kemenag) pun angkat bicara.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kemenag Kabupaten Jepara, Badruddin mengatakan, tidak tahu menahu ihwal tutupnya pesantren di Jateng. Namun, ia membantah jika hal itu terjadi di Kota Ukir.
Berdasarkan pemantauan Badruddin, sejumlah pesantren yang memiliki Izin Operasional Pesantren (IJOP), tetap istiqomah hingga sekarang. Tidak ada satu pun IJOP yang dicabut oleh Kemenag.
BACA JUGA: Warga Jepara Sumbang PMI Hampir Rp 2,5 Miliar, Kesadaran Gerakan Sosial Makin Besar
“Aturannya, setiap pesantren yang mengajukan IJOP itu minimal memiliki 15 santri di dalamnya. Namun, sampai sekarang tidak ada yang gulung tikar, apalagi tutup seperti berita yang beredar,” papar Badruddin, Kamis (25/1/24).
Sementara, implementasi pesantren di Jepara, kata dia, lazimnya khidmah kepada masyarakat selama bertahun-tahun terlebih dahulu. Jika sudah dipercaya oleh masyarakat, baru mengajukan IJOP.
Bahkan, masih banyak pesantren yang tidak memiliki IJOP, tapi eksis dan istiqomah beroperasi di Kabupaten Jepara. Tentu dengan pantauan memegang teguh prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
BACA JUGA: 11,3 % Responden Tidak Memiliki Mushaf Al-Qur’an di Rumahnya, Ini Indeks Literasi Al-Qur’an di Indonesia
“Tidak ada yang tiba-tiba unggul dan mengajukan IJOP, semua berlandaskan proses. Jika iya, biasanya tidak lama. Sekira lima hingga tujuh tahun akan tutup. Semoga khidmah adalah nomor satu,” terangnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang disajikan Seksi Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Jepara, jumlah pesantren dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada tahun 2021, terdapat 198 pesantren. Tahun selanjutnya, tambah sebanyak 29 dan tahun 2023 bertambah 17. Jadi, di tahun 2024 ini, total pesantren di Jepara ada 244 pesantren yang mengantongi IJOP.
(Okom/KA)