Prof. Dr. Abdul DJamil Rektor Unisnu Jepara menyampaikan materi dalam kegiatan Madrasah Dakwah PCNU Jepara
JEPARA | GISTARA .COM -Rektor Unisnu Jepara Profesor Abdul Djamil di hadapan peserta Madrasah Dakwah memberikan apresiasi atas komitmen Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara dalam mencetak mubaligh yang berkualitas.
Prof Djamil menekankan pentingnya penguasaan teknologi bagi para mubaligh untuk dapat menjangkau lebih banyak umat dan menyampaikan pesan Islam secara efektif di era digital.
Hal itu disampaikan Prof Djamil pada Madrasah Dakwah PCNU Jepara pertemuan ketiga yang di gelar di Gedung Ma’arif NU Jepara, Ahad (24/11/2024).
BACA JUGA: Unisnu Jepara Wisuda 819 Sarjana dan Magister, Berikut Amanat Rektor
Dalam kesempatan tersebut Prof DJamil menegaskan pentingnya teknologi dalam melakukan dakwah bilisanil maqal atau yang disebut dengan dakwah ceramah maupun bilisal hal atau dakwah dengan tulisan di media cetak maupun elektronik.
“Dakwah dengan sistem konvensional di era modern saat ini menjadi metode kurang tepat untuk digunakan, terutama pada kalangan milenial yang memiliki karakteristik akan tingginya pemahaman terhadap teknologi, Kalau mau maju harus melakukan perubahan karena dunia sudah berubah,” ujarnya
“Di sisi lain, dakwah konvensional tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat. Interaksi langsung dengan pendakwah, kesempatan untuk bertanya, serta suasana yang kondusif untuk berdiskusi menjadi daya tarik tersendiri,” imbuhnya.
Peserta Madrasah Dakwah PCNU Jepara
Dalam paparannya, Profesor DJamil menyampaikan dua hal yang harus dipahami oleh seorang mubaligh. Yang Pertama seorang mubalig harus memahami unsur-unsur yakni da’i, mad’u, materi dakwah, media dakwah, metode dakwah, dan efek dakwah.
“Sebagai seorang mubaligh tidak hanya menyampaikan materi dakwah kepada masyarakat, tetapi materi dakwah sebaiknya dikemas menarik, sehingga informasi yang diterima masyarakat bisa diterima dengan yang mudah dan menyenangkan. Contoh dengan menggunakan metode bercerita, sholawatan, tetapi kualitas materi tidak boleh dikaburkan,” tuturnya.
BACA JUGA: YPM NU Jepara Gelar FGD, Berikut Tujuannya
Kedua, seorang mubaligh harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang siapa audiensnya. Pesan dakwah perlu disesuaikan dengan latar belakang dan kebutuhan masing-masing kelompok, baik lintas agama, atau kelompok yang belum mengenal agama.
“Seorang mubaligh yang memahami audiensnya akan menyampaikan materi yang relevan, misalnya materi ekonomi. Untuk itu, mubaligh NU perlu memiliki pemahaman yang luas tentang ekonomi, budaya, dan politik. Madrasah Dakwah PCNU hadir untuk membekali mubaligh dengan kemampuan yang komprehensif di berbagai bidang,” ungkap Prof. Djamil.
Pada pertemuan ketiga dari delapan kali rangkaian Madrasah Dakwah PCNU Jepara, telah menghadirkan para pakar di bidang masing-masing. Prof. Abdul Djamil, Rektor Unisnu Jepara, memberikan paparan komprehensif mengenai Dakwah Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya. Disisi lain, Dr. Abdul Wahab membahas secara mendalam Metode Dakwah An-Nahdliyyah dan Mubhastsah al-Manahij al Tathbiqiyyah. Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh menyoroti pentingnya Aswaja, Moderasi, dan Dakwah An-Nahdliyyah. Adapun Profesor Fathul Mufid dan M. Syariful Wa’I membahas aspek-aspek penting dalam Dakwah Kelembagaan dan Analisis Sosial terhadap Mad’u. (Ka/KM)