Kelola Waktu dengan Baik, BCB Unisnu Jepara Gelar Pelatihan Manajemen Waktu Berbasis Prioritas dan Spiritualitas

JEPARA | GISTARA. COM – Waktu tak bisa diulang, kesempatan tak selalu datang, dan doa adalah penunjuk arah. Semangat inilah yang diangkat dalam pembinaan BCB bertema “Manajemen Waktu dan Produktivitas”.Kegiatan ini dipandu oleh Khoirul Muslilimin, mentor Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) Unisnu Jepara, yang digelar di lantai 5 Fakultas Komunikasi dan Desain pada Kamis (22/5/25).

Tujuan pelatihan ini untuk membantu mahasiswa BCB mengelola waktu dan menentukan prioritas utama dalam aktivitas harian mereka, sehingga aktivitas yang dilakukan lebih terarah karena sudah ada jadwal waktu yang menjadi patokannya.

Khoirul Muslimin menjelaskan bahwa pelatihan ini penting agar mahasiswa BCB dapat mengelola waktu dengan baik.

“Mahasiswa BCB Angkatan 1 dan 2 diharapkan mampu mengelola waktu dan membagi waktu, baik dalam aktivitas rutin, aktivitas kampus, dan pekerjaan, sehingga setelah pembinaan ini mahasiswa BCB bisa menentukan prioritas utamanya untuk membangun kesuksesan,” ujarnya.

BACA JUGA: PLN Nusantara Power Services dan PLN UIK Tanjung Jati B Kukuhkan Komitmen Kolaborasi dalam Semangat Hari Buruh

Khoirul Muslimin, selaku mentor, menekankan pentingnya hidup yang teratur melalui penyusunan jadwal dan penentuan skala prioritas dalam aktivitas sehari-hari.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa setiap langkah sebaiknya tetap dilandasi dengan doa, karena spiritualitas menjadi fondasi penting dalam menjalani kehidupan yang tertib dan bermakna.

“Saya melakukan suatu eksperimen dari dua bunga yang sama dan saya letakkan ke dalam dua wadah yang sama, diisi dengan air. Bunga pertama saya biarkan begitu saja, sedangkan bunga yang kedua saya bacakan Surah Al-Fatihah setiap paginya. Kedua bunga tersebut sama-sama tumbuh, akan tetapi bunga yang dibacakan Surah Al-Fatihah tumbuh segar ke atas dibandingkan bunga pertama yang tumbuh namun merunduk,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan pandangan mendalam mengenai makna kehidupan, bahwa manusia sejatinya saling melengkapi satu sama lain. Kehidupan tanpa unsur spiritual dan intelektual diibaratkan seperti tubuh tanpa jiwa—tidak berarti.

BACA JUGA: Operasi Aman Candi 2025, Satgas Binmas Polres Jepara Sosialisasikan Pencegahan Premanisme

Merujuk pada pemikiran Imam Syafi’i, ia menjelaskan bahwa raga hanya akan bernilai jika memiliki jiwa, jiwa menjadi bernilai ketika disertai ilmu, ilmu akan bernilai ketika diamalkan, dan amal hanya akan bermakna jika dikerjakan dengan keikhlasan.

Saat pembinaan yang berlangsung hangat dan penuh refleksi, Khoirul Muslimin mengajak para mahasiswa peserta BCB untuk memberikan tanggapan terhadap eksperimen sederhana yang sebelumnya ia paparkan.

Dimas, salah satu mahasiswa BCB Angkatan 2, mengungkapkan bahwa setiap aktivitas yang diawali dengan doa akan membawa dampak baik, baik secara hasil maupun suasana hati dalam menjalaninya.

“Saya menilai bahwa kekuatan spiritual seperti doa bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi penting dalam meraih keberhasilan,” pungkas Dimas.

Senada dengan tanggapan tersebut, Khoirul Muslimin menegaskan kembali bahwa dalam menjalani aktivitas sehari-hari, terutama dalam proses belajar dan mengembangkan diri, doa memiliki peran yang sangat vital.

Menurutnya, aktivitas apa pun jika dilandasi dengan doa akan lebih mudah menghasilkan sesuatu yang positif serta membawa keberkahan bagi pelakunya. (KA)

Related posts

Khidmat, Ponpes Babussalam Mulyoharjo Gelar Muwadda’ah Perdana dan Peresmian Gedung MAK

Rangkaian Hari Bhayangkara ke 79, Polres Jepara Gelar Doa Bersama Lintas Agama

1500 Peserta Berebut Tiket Menuju Porsema XIII Jawa Tengah