KH. Muhammad Idror Maemoen (Gus Idror)
JEPARA | GISTARA. COM – Masjid Astana Sultan Hadirin, Mantingan, Jepara, dipenuhi jamaah pada Senin malam (2/6/25) dalam Ngaji Bersama KH. Muhammad Idror Maemoen atau yang akrab disapa Gus Idror.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mutakhirjin-Mutakhorijat Al Anwar (HIMMA) Jepara dalam rangka Haul ke-6 KH. Maemoen Zubair (Mbah Moen)
Dalam ngaji bersama tersebut, Gus Idror membaca kitab Kasful Gummah. Gus Idror menyampaikan pentingnya membangun kehidupan yang berlandaskan kesalehan dan ketakwaan. Menurutnya, jika agama diperbaiki, maka dunia akan mengikuti.
“Angger agamane urip, dunyone mesti katut,” tegas Gus Idror.
BACA JUGA: Tingkatkan Bauran EBT hingga 2034, PLN Siap Jalankan RUPTL Terhijau Sepanjang Sejarah
Beliau menyoroti dalam belajar ilmu fikih pentingnya untuk memberikan contoh atau mempraktikkan, sebagaimana diajarkan kanjeng Nabi, “Ngaji fikih itu harus dipraktikkan. Rasulullah bersabda, Shollu kama ro’aitumuni usholli—shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat,” jelasnya.
Gus Idror mengkritik pandangan sempit terhadap studi Islam yang hanya terbatas pada fikih dan tauhid belaka, Gus Idror mendorong para santri untuk mengkaji berbagai disiplin ilmu, untuk memahami ajaran Islam.“Islam itu luas. Harus dipahami dari berbagai sisi, dari sejarah, sosial, budaya, maupun antropologi, tidak cukup hanya fiqih dan tauhid saja,” ujarnya.
Gus Idror menjelaskan ada dua bentuk perbuatan ma’ruf (perbuatan yang baik) : yang pertama, Ucapan yang baik, yang hal ini didorong dari akhlak mulia dan kelembutan hati. Yang kedua Amal baik, seperti membantu sesama, terutama mereka yang ditimpa musibah.yang mendorong amal baik adalah senang membantu sesama
Dalam hal pendidikan, Gus Idror mengingatkan kepada para kyai atau ustad, dalam mendidik anak atau santri, yang pertama harus diperbaiki adalah hatinya (didandani/mbeneri ati).
“permasalahan paling utama iku ati, wong iso sukses, tek wes atine seneng, tek seneng bakal gelem ngelakoni ke apikan,” ujarnya
“rahasiane wong alim karena seneng ilmu, mocone diimbangi dengan kesenangan, faktore senenge ati,” tambahnya
BACA JUGA: Cegah Aksi Premanisme, Polres Jepara Gelar Patroli Skala Besar
Dalam beramal, Gus Idror mengajak menekankan kepada para jamaah pentingnya ketulusan. “Jangan memamerkan amal kepada orang lain. Jangan meremehkan amal kecil. Dan hindari mengungkit-ungkit kebaikan,” pesannya.
Di akhir pengajian, Gus Idror menegaskan pesan Nabi Muhammad SAW: “Kullu ma’rufin shadaqah”—setiap kebaikan adalah sedekah. Memberi sedekah, berkata baik, atau sekadar tidak mengganggu orang lain, semua itu termasuk amal yang berpahala.
Acara ini berlangsung dengan penuh kekhusyukan, memberikan pencerahan dan semangat baru bagi para jamaah dalam memperdalam ilmu dan memperbaiki amal.(KA)