JEPARA | GISTARA.COM – Berbagai elemen di Kabupaten Jepara mulai dari komunitas lintas agama hingga ormas kepemudaan komitmen satu suara untuk menjaga situasi kondusif di Kota Ukir.
Masyarakat juga diimbau tak terprovokasi dengan ajakan bahkan hasutan yang berusaha membenturkan antarberbagai elemen yang ujungnya merugikan kepentingan daerah hingga Indonesia.
Ketua Tanfidziah PCNU Jepara KH Charis Rohman mengatakan prihatin dengan aksi massa yang terjadi Sabtu (30/8) hingga Minggu (31/8) dinihari WIB. Sebab unjuk rasa yang semua wujud solidaritas terhadap driver ojol Affan Kurniawan berubah menjadi aksi anarkis bahkan disertai penjarahan aset daerah.
Menurutnya aksi seperti ini, tidak lazim terjadi di Jepara yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai daerah yang kondusif. Jika ada aksi massa, selama ini juga digelar dengan damai dan tidak anarkis.
BACA JUGA: LBM PC NU Jepara Gelar Bahtsul Masail, Teguhkan Persatuan dan Ghirah Keilmuan
“Ini mesti jadi bahan introspeksi masyarakat maupun para pemangku kebijakan. Mari kita bersama jaga image Jepara sebagai daerah yang damai,” ujarnya didampingi Sekretaris PCNU Jepara, KH Ahmad Sahil, Minggu (31/8/2025).
PCNU Jepara, kata dia sudah menerima instruksi dari PBNU seiring dinamika yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pihaknya sudah dan akan terus mensosialisasikan edaran tersebut kepada jajaran struktural di bawah dan seluruh warga Nahdliyyin di Kota Ukir.
Selain itu, PCNU Jepara bersama ormas keagamaan lainnya, Pemkab, Forkompinda Jepara melakukan berbagai upaya untuk meredam dan menyejukkan lagi suasana di Kota Ukir.
“Kita juga harus bisa menjadi cooling system, tadi malam kita bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, Pemkab dan Forkompinda Jepara, termasuk ojol ikuti doa bersama di Pendopo Jepara juga dalam rangka itu. Kalau situasinya damai dan normal maka pelayanan publik bisa maksimal, pembangunan juga jalan, manfaatnya juga untuk masyarakat,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua PD Muhammadiyah Jepara, KH Fahrur Rozi. Pihaknya juga sudah mengimbau warga Muhammadiyah agar menahan diri dan tidak terprovokasi oleh konten di media sosial maupun pernyataan seseorang yang menggiring kebencian kepada pihak tertentu.
Pihaknya juga mewaspadai potensi adu domba antarormas keagamaan. Oleh karena itu, ormas keagamaan di Jepara diminta untuk menjaga aset dan lingkungannya masing-masing.
“Semisal aset Muhammadiyah dirusak, nanti dinarasikan pelakunya ormas tertentu, ini juga harus diwaspadai. Mari kita semua saling bergandengan tangan menjaga Jepara,” harapnya.
Sementara itu tokoh agama Buddha Romo Franky Supriyanto juga menegaskan hal serupa. Pihaknya juga langsung turun ke tengah umat Buddha menyampaikan pesan pentingnya menjaga situasi damai di Jepara.
Sabtu (30/8) malam, pesan itu disampaikan kepada umat Buddha di Wihara Giri Santiloka. Sedang Minggu pagi, disampaikan di Wihara Jaya Manggala yang berlokasi di Simo, Blingoh Donorojo.
“Tokoh-tokoh Buddha juga satu suara ikut menjaga situasi damai dan tenang di Jepara..Pesan agar tak mudah terprovokasi juga kita sampaikan ke umat kita,” paparnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Jepara Ainul Mahfudz mengatakan pihaknya menolak segala bentuk aksi anarkis di Kota Ukir. Terlebih jika aksi massa itu sampai menjarah atau merusak fasilitas publik. Menurutnya aspirasi apapun bisa disuarakan dengan cara damai dan santun.
“Kader Ansor kita pastikan akan selalu menjaga kondusivitas Jepara, ini adalah rumah kita semua yang tentu dirawat dan dijaga bersama. Mari kita jaga Jepara, kita jaga Indonesia,” tandasnya. (AD)