JEPARA | GISTARA. COM – Dewan Pendidikan Jepara (DPJ) pada Selasa, 30 September 2025, menggelar pertemuan bersama berbagai elemen pendidikan di Pendopo Kabupaten Jepara. Agenda ini menjadi ajang ta’aruf sekaligus wadah menyerap aspirasi, memberikan masukan, serta menyosialisasikan visi-misi DPJ.
Hadir dalam kegiatan tersebut seluruh anggota DPJ, perwakilan Bupati Jepara, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), serta Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Jepara.
Ketua DPJ, Prof. Mustaqim, menegaskan bahwa peran utama DPJ adalah mewadahi partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan.
BACA JUGA: Bupati Jepara Tuntaskan Peninjauan 75 Anak Calon Siswa SR
“DPJ itu peran utamanya menjaring aspirasi dan menganalisis kebijakan pendidikan, baik yang telah berlangsung maupun kebijakan yang akan diterapkan, untuk dijadikan bahan pertimbangan para pemangku kebijakan,” ujarnya.
Prof. Mustaqim juga menekankan pentingnya strategi peningkatan mutu sekolah dan madrasah. Menurutnya, komitmen para pemangku kepentingan, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga tenaga kependidikan, menjadi kunci dalam mewujudkan lembaga pendidikan bermutu sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Ia menambahkan bahwa delapan aspek SNP perlu terus ditingkatkan secara konsisten.
Sementara itu, Dr. Haryanto, M.Pd.I, M.Hum. menyoroti pentingnya literasi digital di era modern. Menurutnya, literasi digital bukan hanya mendukung keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas, tetapi juga menjadi bekal agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif, etis, dan aman di tengah masyarakat berbasis teknologi.
BACA JUGA: Lewat TATAH, IFEX, hingga INDEX Dubai 2026, Bupati Jepara: Buka Jejaring Pasar Baru dan Tarik Investor ke Jepara
“Literasi digital membantu seseorang agar terhindar dari penipuan, perundungan daring, maupun penyalahgunaan data,” tegasnya.
Sedangkan Santi Andriyani, M.Pd. mengangkat urgensi kegiatan kokurikuler dalam pendidikan. Ia menjelaskan bahwa kegiatan kokurikuler mampu mengembangkan keterampilan belajar abad 21 melalui pendekatan Deep Learning. Meski dihadapkan pada tantangan keterbatasan sumber daya dan resistensi perubahan, solusi komprehensif tetap bisa mengoptimalkan penerapan Deep Learning di sekolah.
Dalam sesi tanya jawab, berbagai harapan muncul dari peserta agar DPJ memiliki terobosan nyata dalam mengurai problematika pendidikan di Jepara. Salah satunya adalah usulan untuk melibatkan komite sekolah dan madrasah dalam setiap diskusi serta perumusan kebijakan pendidikan. (KA/SB)