Ilustrasi banjir Jepara 2024
JEPARA | GISTARA. COM – Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten Jepara, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, dan lainnya.
Sebagai langkah antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Sosialisasi Strategi Penanggulangan dalam menghadapi musim penghujan.
Para relawan dibekali dengan teknik penanganan sebelum bencana terjadi. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Abdul Wachid, di Pendapa Kartini, Rabu (22/10/2025).
BACA JUGA: Lewat TATAH, IFEX, hingga INDEX Dubai 2026, Bupati Jepara: Buka Jejaring Pasar Baru dan Tarik Investor ke Jepara
Kegiatan ini bertujuan memastikan kesiapsiagaan seluruh unsur terkait, mulai dari personel BPBD, relawan, hingga perangkat daerah dalam menghadapi kemungkinan bencana banjir, longsor, maupun angin puting beliung, jika sewaktu-waktu terjadi.
Bupati Jepara H. Witiarso Utomo yang diwakili Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar (Gus Hajar), menjelaskan berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2024, Kabupaten Jepara berada pada kelas risiko sedang dengan skor 119,49. Namun, jika kita lihat lebih rinci, beberapa jenis ancaman masih berada pada kategori tinggi, antara lain banjir, kebakaran, gelombang tinggi, serta kekeringan.
Khusus untuk kekeringan, hasil kajian risiko 2023–2027 menunjukkan bahwa dari 195 desa/kelurahan di Jepara, 192 desa berada pada risiko tinggi. Data tiga tahun terakhir juga mencatat ribuan jiwa terdampak kekeringan, dengan distribusi air bersih mencapai jutaan liter yang dilakukan oleh BPBD bersama mitra.
“Untuk peralatan BPBD Jepara sudah mencukupi dan siap digunakan, termasuk personel. Kami juga sudah menjalin koordinasi dengan tiap kecamatan serta melakukan pemetaan daerah rawan bencana,”ujarnya.
BACA JUGA: Evaluasi Kabupaten Sehat 2025, Bupati Jepara Ajak Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat.
Menghadapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Jepara telah menyusun strategi penanganan krisis air bersih 2026–2028. Antara lain pembuatan dan optimalisasi sumur bor, pembangunan jaringan pipanisasi baru, perbaikan jaringan pipa yang rusak, peningkatan kinerja PDAM. Tidak hanya itu, penguatan sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat sangat dibutuhkan.
Sambil menunggu penanganan jangka panjang, droping air bersih dengan truk tangki tetap menjadi solusi darurat. Karena itu, bantuan mobil truk tangki air yang kita terima hari ini sangat relevan dan bermanfaat. Begitu pula dengan chainsaw, yang akan memperkuat kesiapsiagaan kita dalam menghadapi potensi bencana alam.
“Bencana adalah urusan bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Dengan kebersamaan, kita bisa memperkuat ketangguhan Jepara dalam menghadapi ancaman bencana,” pungkasnya. (KA)