Khoirul Muslimin (kanan) Dosen Unisnu Jepara, narasumber upgrading
JEPARA | GISTARA. COM — Suasana Joglo Sekuro Mlonggo Jepara tampak semarak ketika para mahasiswa Universitas Terbuka (UT) berkumpul mengikuti kegiatan Gathering dan Upgrading bertema Fun, Solid, Leadership. Kegiatan yang diinisiasi Salut Mandalika ini menjadi ruang pembinaan untuk memperdalam pemahaman pengelolaan organisasi kemahasiswaan, yang digelar pada Sabtu (6/12/25)
Ketua Organisasi mahasiswa (Ormawa) Salut Mandalika, Zaenal Abdi Pamungkas, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memperluas wawasan mahasiswa terkait pentingnya berorganisasi, terutama dalam aspek komunikasi dan aktualisasi diri.
Ia menuturkan bahwa kegiatan tersebut menjadi ruang pembelajaran yang mendorong mahasiswa memahami tata kelola organisasi secara lebih mendalam.
BACA JUGA: Layanan SKCK Delivery, Polres Jepara : Cukup Bayar Rp10.000
Menurutnya kegiatan itu bertujuan memberikan pemahaman bahwa keikutsertaan dalam organisasi sangat penting untuk membangun kapasitas diri.
“Kegiatan ini dilaksanakan agar mahasiswa UT memahami tata kelola organisasi, memiliki kemampuan manajerial, dan terbiasa berbicara di depan umum,” ungkapnya.
Kegiatan Gathering dan Upgrading dikemas secara interaktif melalui sesi brainstorming, sehingga suasana menjadi lebih menyenangkan dan mampu meningkatkan antusiasme peserta.
BACA JUGA: Kolaborasi Lintas Instansi, PLN Kebut Pemulihan Kelistrikan Aceh
Hadir sebagai narasumber, Khoirul Muslimin, Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara, menyampaikan materi berjudul “Membangun Strategi Organisasi Melalui Analisis SWOT.”
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan instrumen penting untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi terbaik bagi pengembangan organisasi.

Gathering dan Upgrading Mahasiswa UT Jepara
Ia menegaskan bahwa SWOT berfungsi sebagai dasar penyusunan strategi, penentuan arah pengembangan organisasi, serta pengambilan keputusan yang lebih efektif.
“SWOT bertujuan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi organisasi, sehingga dapat meningkatkan efektivitas program,” ucapnya saat menyampaikan materi.
BACA JUGA: Gubernur Jateng Minta Kader PMII Kawal Program Pemerintah
Khoirul turut menjelaskan empat komponen utama SWOT. Ia menambahkan bahwa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) berasal dari faktor internal, sedangkan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) merupakan faktor eksternal.
“Langkah-langkah analisis SWOT meliputi penyusunan daftar faktor, pengelompokan prioritas, pembuatan matriks SWOT, dan perumusan strategi berdasarkan kombinasi kuadran,” tambahnya.
Ia juga menerangkan perbedaan antara kekuatan dan peluang. Kekuatan merupakan apa yang dimiliki organisasi, sedangkan peluang adalah apa yang dapat dimanfaatkan dari luar. Sementara itu, kelemahan merujuk pada kekurangan yang masih dapat diperbaiki, dan ancaman adalah tantangan eksternal yang sulit dikendalikan.
BACA JUGA: Resmi, Rumah Dinas Bupati Jepara Beralih Jadi Museum R.A Kartini
Pada sesi diskusi, salah satu peserta bernama Lutfi mengajukan pertanyaan mengenai cara memanfaatkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berbeda dalam menjalankan organisasi.
Ia mempertanyakan apakah perbedaan kemampuan tersebut dapat dikategorikan sebagai kekuatan organisasi.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Khoirul memberikan penjelasan dengan analogi yang mudah dipahami.
Khoirul menyampaikan bahwa organisasi layaknya sebuah sepeda yang hanya bisa bergerak ketika ada yang mengayuh, dan setiap bagiannya memiliki fungsi berbeda.
Menurutnya, pemimpin merupakan pengendali arah, sementara anggota atau pengurus berperan sebagai roda, rantai, setang, sadel, maupun ruji.
“Semua bagian memiliki tugas dan peran masing-masing,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa pembagian tugas yang berbeda-beda merupakan bagian dari strategi kepemimpinan. Tidak semua pekerjaan harus dikerjakan pemimpin, melainkan didistribusikan kepada anggota yang memiliki kompetensi sesuai perannya.(KA)