Khoirul Muslimin Dosen Unisnu Jepara sampaikan materi jurnalistik
JEPARA | GISTARA. COM – Jurnalistik Anwa Sanskara SMKN 1 Bangsri adakan kegiatan Workshop Jurnalistik Muda yang di ikuti oleh siswa- siswi kelas X, XI, dan XII. Workshop ini terlaksana di Techno Park SMKN 1 Bangsri, Minggu (7/12/25).
Menurut Rifa Aulia selaku Panitia Acara mengatakan, workshop ini bertujuan untuk membekali Jurnalis muda dengan kemampuan citra Profesional, sehingga mampu bersaing, berkembang dan lebih maju di era modern.
“Kegiatan ini diadakan agar para Jurnalis Anwa Sanskara memahami cara membuat berita yang benar, dan kegiatan ini merupakan bagian dari Latihan Dasar Kejurnalistikan” ujarnya.
Rifa menambahkan bahwa acara ini dapat membekali pengetahuan mengenai Kejurnalistikan yang lebih detail, dan pasca calon Jurnalistik kedepannya akan siap dalam menjalankan tugas mereka sebagai seorang Jurnalistik.
BACA JUGA: Jepara Gandeng UGM, Tata Kawasan Wisata Pesisir dengan Sentuhan Sains
Sementara itu, menurut Evi Rinawati selaku pembina Jurnalistik Anwa Sanskara menyampaikan kegiatan ini tidak hanya melatih keterampilan teknis. Tetapi juga membentuk karakter dan integritas sebagai jurnalis muda.
“Di era media sosial, kalian di tuntut untuk mampu menyampaikan informasi secara tepat, bijak dan berkualitas,” ungkap Evi Rinawati.
Dalam paparannya, Khoirul Muslimin selaku pemateri sekaligus Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Desain Unisnu Jepara menyampaikan materi mengenai teknik menulis berita straight news serta penerapan rumus 5W+1H (what, who, where, when, why, how) dalam penyusunan naskah berita.
Ia menegaskan bahwa rumus tersebut merupakan dasar penting bagi setiap penulis berita untuk memastikan informasi tersampaikan secara lengkap dan akurat.

Keceriaan peserta usai mengikuti workshop jurnalistik
Selain itu, ia juga memaparkan struktur atau anatomi berita yang meliputi headline, lead, body, dan leg berita.
Ia menyampaikan bahwa dalam penulisan berita, bagian lead berfungsi untuk menjawab unsur what, who, when, dan where. Adapun bagian body ditujukan untuk menjawab unsur why dan how melalui pengembangan fakta, penjelasan lanjutan, serta penyajian kutipan narasumber.
“Dalam menulis berita pada bagian body, gunakan kombinasi kalimat langsung dan tidak langsung agar informasi lebih kaya dan tetap jelas,” ucap Khoirul saat menyampaikan materi Jurnalistik dihadapan pada siswa.
Ia menjelaskan bahwa kalimat langsung digunakan ketika wartawan ingin menampilkan pernyataan apa adanya dari narasumber sehingga memperkuat otentisitas berita.
BACA JUGA: Gubernur Jateng Minta Kader PMII Kawal Program Pemerintah
Sementara itu, kalimat tidak langsung dipakai ketika wartawan perlu merangkum, menjelaskan, atau menyederhanakan pernyataan narasumber agar lebih komunikatif bagi pembaca.
Khoirul Muslimin juga menuturkan bahwa dalam penulisan bagian body, wartawan wajib mencantumkan identitas narasumber berupa nama dan jabatan secara jelas. Dalam kaidah jurnalistik, penulis tidak diperkenankan menggunakan kata sapaan seperti Bapak, Ibu, atau Saudara, serta tidak menuliskan gelar akademik, karena berita harus bersifat setara, objektif, dan tidak mengunggulkan status sosial tertentu.
Mela salah satu peserta workshop mengimbuhkan, workshop ini sangat bermanfaat bagi calon anggota jurnalistik dan kegiatan ini sangat menyenangkan.
“Saya sangat senang mengikuti workshop ini karena dapat menambah wawasan saya tentang dunia Kejurnalistikan, dan menambah minat dalam bidang jurnalistik, semoga bisa di adakan acara seperti ini di setiap minggunya” pungkasnya.(KA)