Amin Sururi (berpeci), Pendongeng Jepara
JEPARA | GISTARA. COM – Di sebuah rumah sederhana di Desa Rajekwesi, Kecamatan Mayong, Jepara, dongeng bukan sekadar cerita pengantar tidur. Di tangan Amin Sururi, dongeng menjelma jalan hidup, menjadi media pendidikan, magnet literasi, sekaligus jembatan kasih antara anak-anak dan dunia pendidikan.
Lahir dan besar di lingkungan pesantren dan desa, Amin Sururi menempuh pendidikan dimulai dari RA dan MI di Mifathula Huda Kecapi, MTs Tsamrotul Huda Kecapi, MAN 1 Jepara. Selain menempuh pendidikan formal, Ia juga nyantri di Pondok Pesantren Sirojul Muta’alimin Kecapi, kemudian melanjutkan studi S1 Sejarah Kebudayaan Islam di STAI Syekh Jangkung Pati. Saat ini, Amin sedang menyelesaikan pendidikan PG PAUD di UNISNU Jepara.
BACA JUGA: Diwisuda, 103 Panatacara Diminta Jaga Budaya Jawa
Kesehariannya kini diabdikan sebagai Kepala Sekolah KB Asy Syafi’iyyah, lembaga pendidikan anak usia dini yang berada di lingkungan Ponpes Sirojul Muta’alimin. Namun, peran Amin tak berhenti di ruang kelas formal saja.
Sejak tahun 2021, Amin memilih dongeng sebagai media perjuangan. Bukan tanpa alasan. Kecintaannya pada dunia anak-anak, serta kegelisahan melihat rendahnya minat baca, mendorongnya menjadikan dongeng sebagai pintu masuk menuju literasi.
“Dongeng saya pilih sebagai magnet agar anak-anak mau datang, mau dekat dengan taman baca,” tuturnya pada gistara.com, Minggu, (14/12/25).

Amin Sururi mendongeng di salah satu MI
Kegelisahan itu pula yang melahirkan TBM AzZahwa, taman bacaan masyarakat yang ia kelola sejak 2017 di rumahnya sendiri, Desa Rajekwesi. TBM ini resmi memperoleh izin dari PNF Dinas Dikpora Jepara pada 2019. Di sana, anak-anak mengikuti beragam kegiatan diantaranya bimbingan belajar, komputer dasar, mendongeng, hingga tadabur alam.
Dalam dunia dongeng, Amin menjadikan Dalang Ki Sunyoto sebagai teladan, sosok yang mampu merawat tradisi, menyampaikan nilai, dan tetap relevan dengan zaman. Dukungan keluarga menjadi energi penting dalam perjalanan ini. “Keluarga sangat mendukung,” ujarnya singkat, namun penuh makna.
BACA JUGA: Tingkatkan Literasi, Pengurus FTBM Jepara 2025-2030 Selaraskan Visi-Misi dengan Pemkab Jepara
Kini, undangan mendongeng datang dari berbagai lembaga pendidikan mulai dari KB, RA, TK, SD/MI. Bagi Amin, setiap panggung bukan sekadar tampil, melainkan ruang menanam nilai.
Perjalanan sosialnya juga tercermin dari keterlibatan organisasi sejak muda. Ia pernah menjadi Pradana Pramuka di MTs, Ketua OSIS MAN 1 Jepara, aktif di PMR, dan IPPNU PAC Tahunan.

Amin bersama Pengurus Lesbumi NU Jepara
Selain itu dia juga aktif di berbagai komunitas seni seperti Lokajaya Pekalongan, Putu Langgar Langon, Tongprak, Teater Tandur, Teater Pondasi, dan Komunitas Kesenian Kiyai Semar.
Saat ini, Amin aktif di Forum TBM Kabupaten Jepara, Lesbumi PCNU Jepara, serta Pengurus Daerah HIMPAUDI Kabupaten Jepara.
BACA JUGA: Gubernur Jateng Minta Kader PMII Kawal Program Pemerintah
Pengabdian panjang itu berbuah apresiasi. Amin Sururi menerima penghargaan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara Tahun 2025, atas Kontribusinya dalam Kesenian dan Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Jepara. Namun baginya, penghargaan bukan tujuan akhir.
“Alhamdulillah, ini tidak pernah saya impikan. Bukan pencapaian, tapi motivasi agar terus tergerak, bergerak, dan berdampak,” katanya.
Dari dongeng sederhana, Amin Sururi menyalakan lentera kecil, untuk menerangi langkah anak-anak agar berani bermimpi dan mencintai ilmu sejak dini.(KA)